Ahad, 7 Februari 2010

74 wasiat buat pemuda Muslim

"Segala puji bagi Allah yang berfirman:“Dan sungguh Kami telah memerintahkan orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan (juga) kepada kamu; bertakwalah kepada Allah.” (An-Nisa’: 131)Serta shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada hamba dan rasul-Nya Muhammad yang bersabda:“Aku wasiatkan kepada kalian agar bertakwa kepada Allah , serta agar kalian mendengar dan patuh.”Dan takwa kepada Allah adalah mentaati-Nya dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Wa ba’du:Berikut ini adalah wasiat islami yang berharga dalam berbagai aspek seperti ibadah, muamalah, akhlak, adab dan yang lainnya dari sendi-sendi kehidupan. Kami persembahkan wasiat ini sebagai peringatan kepada para pemuda muslim yang senantiasa bersemangat mencari apa yang bermanfaat baginya, dan sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman.

Kami memohon kepada Allah agar menjadikan hal ini bermanfaat bagi orang yang membacanya ataupun mendengarkannya. Dan agar memberikan pahala yang besar bagi penyusunnya, penulisnya, yang menyebarkannya ataupun yang mengamalkannya. Cukuplah bagi kita Allah sebaik-baik tempat bergantung.

1. Ikhlaskanlah niat kepada Allah dan hati-hatilah dari riya’ baik dalam perkataan ataupun perbuatan.

2. Ikutilah sunnah Nabi dalam semua perkataan, perbuatan, dan akhlak.

3. Bertaqwalah kepada Allah dan ber’azamlah untuk melaksanakan semua perintah dan menjauhi segala larangan-Nya.

4. Bertaubatlah kepada Allah dengan taubat nashuha dan perbanyaklah istighfar.

5. Ingatlah bahwa Allah senatiasa mengawasi gerak-gerikmu. Dan ketahuilah bahwa Allah melihatmu, mendengarmu dan mengetahui apa yang terbersit di hatimu.

6. Berimanlah kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab- Nya, rasul-rasul- Nya, dan hari akhir serta qadar yang baik ataupun yang buruk.

7. Janganlah engkau taqlid (mengekor) kepada orang lain dengan buta (tanpa memilih dan memilah mana yang baik dan yang buruk serta mana yang sesuai dengan sunnah/syari’ at dan mana yang tidak). Dan janganlah engkau termasuk orang yang tidak punya pendirian.

8. Jadilah engkau sebagai orang pertama dalam mengamalkan kebaikan karena engkau akan mendapatkan pahalanya dan pahala orang yang mengikuti/mencontoh mu dalam mengamalkannya.

9. Peganglah kitab Riyadlush Shalihin, bacalah olehmu dan bacakan pula kepada keluargamu, demikian juga kitab Zaadul Ma’ad oleh Ibnul Qayyim.

10. Jagalah selalu wudlu’mu dan perbaharuilah. Dan jadilah engkau senantiasa dalam keadaan suci dari hadats dan najis.

11. Jagalah selalu shalat di awal waktu dan berjamaah di masjid terlebih lagi sahalat ‘Isya dan Fajr (shubuh).

12. Janganlah memakan makanan yang mempunyai bau yang tidak enak seperti bawang putih dan bawang merah. Dan janganlah merokok agar tidak membahayakan dirimu dan kaum muslimin.

13. Jagalah selalu shalat berjamaah agar engkau mendapat kemenangan dengan pahala yang ada pada shalat berjamaah tersebut.

14. Tunaikanlah zakat yang telah diwajibkan dan janganlah engkau bakhil kepada orang-orang yang berhak menerimanya.

15. Bersegeralah berangkat untuk shalat Jumat dan janganlah berlambat-lambat sampai setelah adzan kedua karena engkau akan berdosa.

16. Puasalah di bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah agar Allah mengampuni dosa-dosamu baik yang telah lalu ataupun yang akan datang.

17. Hati-hatilah dari berbuka di siang hari di bulan Ramadhan tanpa udzur syar’i sebab engkau akan berdosa karenanya.

18. Tegakkanlah shalat malam (tarawih) di bulan Ramadhan terlebih-lebih pada malam lailatul qadar dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah agar engkau mendapatkan ampunan atas dosa-dosamu yang telah lalu.

19. Bersegeralah untuk haji dan umrah ke Baitullah Al-Haram jika engkau termasuk orang yang mampu dan janganlah menunda-nunda.

20. Bacalah Al-Qur’an dengan mentadaburi maknanya. Laksanakanlah perintahnya dan jauhi larangannya agar Al-Qur’an itu menjadi hujjah bagimu di sisi rabmu dan menjadi penolongmu di hari qiyamat.

21. Senantiasalah memperbanyak dzikir kepada Allah baik perlahan-lahan ataupun dikeraskan, apakah dalam keadaan berdiri, duduk ataupun berbaring. Dan hati-hatilah engkau dari kelalaian.

22. Hadirilah majelis-majelis dzikir karena majelis dzikir termasuk taman surga.

23. Tundukkan pandanganmu dari aurat dan hal-hal yang diharamkan dan hati-hatilah engkau dari mengumbar pandangan, karena pandangan itu merupakan anak panah beracun dari anak panah Iblis.

24. Janganlah engkau panjangkan pakaianmu melebihi mata kaki dan janganlah engkau berjalan dengan kesombongan/ keangkuhan.

25. Janganlah engkau memakai pakaian sutra dan emas karena keduanya diharamkan bagi laki-laki.

26. Janganlah engkau menyeruapai wanita dan janganlah engkau biarkan wanita-wanitamu menyerupai laki-laki.

27. Biarkanlah janggutmu karena Rasulullah: “Cukurlah kumis dan panjangkanlah janggut.” (hari. Bukhari Dan Muslim)

28. Janganlah engkau makan kecuali yang halal dan janganlah engkau minum kecuali yang halal agar doamu diijabah.

29. Ucapkanlah "bismillah" ketika engkau hendak makan dan minum dan ucapkanlah "alhamdulillah" apabila engkau telah selesai.

30. Makanlah dengan tangan kanan, minumlah dengan tangan kanan, ambillah dengan tangan kanan dan berilah dengan tangan kanan.

31. Hati-hatilah dari berbuat kezhaliman karena kezhaliman itu merupakan kegelapan di hari kiamat.

32. Janganlah engkau bergaul kecuali dengan orang mukmin dan janganlah dia memakan makananmu kecuali engkau dalam keadaan bertaqwa (dengan ridla dan memilihkan makanan yang halal untuknya).

33. Hati-hatilah dari suap-menyuap (kolusi), baik itu memberi suap, menerima suap ataupun perantaranya, karena pelakunya terlaknat.

34. Janganlah engkau mencari keridlaan manusia dengan kemurkaan Allah karena Allah akan murka kepadamu.

35. Ta’atilah pemerintah dalam semua perintah yang sesuai dengan syari’at dan doakanlah kebaikan untuk mereka.

36. Hati-hatilah dari bersaksi palsu dan menyembunyikan persaksian.“Barangsiapa yang menyembunyikan persaksiannya maka hatinya berdosa. Dan Allah maha mengetahui apa yang kalian kerjakan.” (Al-Baqarah: 283)

37. “Dan beramar ma’ruf nahi munkarlah serta shabarlah dengan apa yang menimpamu.” (Luqman: 17)Ma’ruf adalah apa-apa yang diperintahkan oleh Allah dan rasul-Nya , dan munkar adalah apa-apa yang dilarang oleh Allah dan rasul-Nya.

38. Tinggalkanlah semua hal yang diharamkan baik yang kecil ataupun yang besar dan janganlah engkau bermaksiat kepada Allah dan janganlah membantu seorangpun dalam bermaksiat kepada-Nya.

39. Janganlah engkau dekati zina. Allah berfirman: “Janganlah kalian mendekati zina. Sesungguhnya zina itu adalah kekejian dan sejelek-jelek jalan.” (Al-Isra’:32)

40. Wajib bagimu berbakti kepada orang tua dan hati-hatilah dari mendurhakainya.

41. Wajib bagimu untuk silaturahim dan hati-hatilah dari memutuskan hubungan silaturahim.

42. Berbuat baiklah kepada tetanggamu dan janganlah menyakitinya. Dan apabila dia menyakitimu maka bersabarlah.

43. Perbanyaklah mengunjungi orang-orang shalih dan saudaramu di jalan Allah.

44. Cintalah karena Allah dan bencilah juga karena Allah karena hal itu merupakan tali keimanan yang paling kuat.

45. Wajib bagimu untuk duduk bermajlis dengan orang shalih dan hati-hatilah dari bermajlis dengan orang-orang yang jelek.

46. Bersegeralah untuk memenuhi hajat (kebutuhan) kaum muslimin dan buatlah mereka bahagia.

47. Berhiaslah dengan kelemahlembutan, sabar dan teliti. Hatilah-hatilah dari sifat keras, kasar dan tergesa-gesa.48. Janganlah memotong pembicaraan orang lain dan jadilah engkau pendengar yang baik.49. Sebarkanlah salam kepada orang yang engkau kenal ataupun tidak engkau kenal.50. Ucapkanlah salam yang disunahkan yaitu "assalamualaikum" dan tidak cukup hanya dengan isyarat telapak tangan atau kepala saja.51. Janganlah mencela seorangpun dan mensifatinya dengan kejelekan.52. Janganlah melaknat seorangpun termasuk haiwan dan benda mati.53. Hati-hatilah dari menuduh dan mencoreng kehormatan orang lain karena hal itu termasuk dosa yang paling besar.54. Hati-hatilah dari namimah (mengadu domba), yakni menyampaikan perkataan di antara manusia dengan maksud agar terjadi kerosakan di antara mereka.55. Hati-hatilah dari ghibah, yakni engkau menceritakan tentang saudaramu apa-apa yang dia benci jika mengetahuinya.56. Janganlah engkau menakuti dan menyakiti sesama muslim.57. Wajib bagimu melakukan ishlah (perdamaian) di antara manusia kerana hal itu merupakan amalan yang paling utama.58. Katakanlah hal-hal yang baik, jika tidak maka diamlah.59. Jadilah engkau orang yang jujur dan janganlah berdusta karena dusta akan membawa kepada dosa dan dosa akan membawa ke Neraka.60. Janganlah engkau bermuka dua. Datang kepada sekelompok dengan satu wajah dan kepada kelompok lain dengan wajah yang lain.61. Janganlah bersumpah dengan selain Allah dan janganlah banyak bersumpah meskipun engkau benar.62. Janganlah menghina orang lain karena tidak ada keutamaan atas seorangpun kecuali dengan taqwa.63. Janganlah mendatang dukun, ahli nujum serta tukang sihir dan jangan membenarkan (perkataan) mereka.64. Janganlah menggambarkan gambar manusia dan binatang. Sesungguhnya manusia yang paling keras azabnya pada hari kiamat adalah tukang gambar.65. Janganlah menyimpan gambar makhluk yang bernyawa di rumahmu karena akan menghalangi malaikat untuk masuk ke rumahmu.66. Tasymitkanlah orang yang bersin dengan membaca: "yarhamukallah" apabila dia mengucapkan: "alhamdulillah"67. Jauhilah bersiul dan tepuk tangan.68. Bersegeralah untuk bertaubat dari segala dosa dan ikutilah kejelekan dengan kebaikan karena kebaikan tersebut akan menghapuskannya. Dan hati-hatilah dari menunda-nunda.69. Berharaplah selalu akan ampunan Allah serta rahmat-Nya dan berbaik sangkalah kepada Allah .70. Takutlah kepada azab Allah dan janganlah merasa aman darinya.71. Bersabarlah dari segala mushibah yang menimpa dan bersyukurlah dengan segala kenikmatan yang ada.72. Perbanyaklah melakukan amal shalih yang pahalanya terus mengalir meskipun engkau telah mati, seperti membangun masjid dan menyebarkan ilmu.73. Mohonlah Syurga kepada Allah dan berlindunglah dari Nereka.74. Perbanyaklah mengucapkan shalawat dan salam kepada Rasulullah.Shalawat dan salam senantiasa Allah curahkan kepadanya sampai hari kiamat juga kepada keluarganya dan seluruh shahabatnya.(Diterjemahkan dari buletin berjudul 75 Washiyyah li Asy-Syabab terbitan Daarul Qashim Riyadl-KSA oleh Abu Abdurrahman Umar Munawwir)Dicatat oleh DRS. KHALIL IDHAM LIM di 10:46 AM

Ikhlas

Pada satu masa, terdapat seorang tukang kayu yang semakin dimamah usia. Dia bercadang untuk bersara daripada kerjanya sebagai tukang kayu yang bertanggungjawab membuat rumah di sebuah syarikat pembinaan.

Dalam fikirannya lagi, dengan tenaga yang semakin kurang, dia ingin menghabiskan sisa-sisa hidupnya bersama keluarga tersayang. Tukang kayu ini tidak akan menerima upah lagi sekiranya beliau bersara. Tetapi, dia tetap dengan keputusannya.

Lalu, tukang kayu itu memberitahu majikannya tentang hasratnya itu. Apabila majikannya mendengar luahan hati tukang kayu yang berpengalaman itu, dia merasa sedih dan memujuk tukang kayu tersebut agar menarik balik keputusannya.

Akan tetapi, tukang kayu itu tidak berganjak dan tetap dengan niat untuk bersara. Justeru itu, majikannya bersetuju dengan keputusan tukang kayu itu, tetapi dengan satu syarat. Permintaan terakhir majikannya ialah menyuruh tukang kayu itu membina sebuah rumah buat kali terakhir.

Tukang kayu itu merasa gembira dan bersetuju dengan syarat yang telah ditetapkan oleh majikannya. Tetapi, kegembiraannya untuk bersara mengatasi semangat dan kemahiran yang ditunjukkan semasa bekerja. Akibatnya, rumah yang dibina buat kali terakhir itu telah disiapkan dengan sambil lewa, tanpa penelitian khusus serta menggunakan kayu yang rendah kualitinya.

Rumah itu berjaya disiapkan dalam jangkamasa yang singkat. Apabila majikannya melihat rumah itu, dia mengambil kunci pintu utama rumah tersebut dan memberikannya kepada tukang kayu itu seraya berkata, "Inilah hadiah persaraan daripada saya kepada kamu. Selamat bersara."

Tukang kayu itu terkejut besar dengan kata-kata majikannya. Dia tidak menyangka bahawa rumah yang dibinanya buat kali terakhir itu adalah rumah untuk kegunaannya sendiri.

Alangkah menyesalnya dia kerana menyiapkan rumah itu secara tergesa-gesa dan jika dia tahu sebelum itu, dia akan membina rumah tersebut dengan penuh teliti dan menggunakan bahan yang bermutu tinggi.

Pengajaran: Senario ini mungkin pernah berlaku di dalam hidup kita seharian. Hidup ini boleh diibaratkan sebagai membina sebuah rumah untuk kegunaan dan kemudahan kita di masa hadapan. Kita pula sering mengambil mudah dengan kehidupan sekarang, kita merasa selesa kerana ibu bapa kita sentiasa berada di samping kita, memberi sokongan dan membantu kita.

Tetapi, sedarkah kita apabila mereka tiada nanti, siapakah yang bertanggungjawab ke atas hidup kita? Tak lain tak bukan DIRI KITA SENDIRI. Belajarlah bertanggungjawab dan bijak merancang masa depan kita. Gunakan masa muda ini dengan belajar bersungguh-sungguh.

Sematkan cita-cita untuk menjadi seorang manusia berguna kepada agama, keluarga, bangsa dan negara. "Berusahalah dengan ikhlas tanpa memikirkan balasan semata-mata, kerana semakin tinggi keikhlasan di dalam diri, semakin tinggilah balasan baik yang akan diperolehi dalam keadaan sedar atau tidak."

Hikayat Sang Pohon Cantik

Editor: Lailatulema
Nun, di sebuah hutan belantara tumbuhlah sebatang pohon yang memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan jutaan pohon yang lainnya.

Ia memiliki batang yang sangat lurus dan tegak, akarnya yang kukuh, serta aroma khasnya yang harum, semerbak, memenuhi seluruh isi hutan. Sehingga tidaklah menjadi hairan, ramai sekali para pencari kayu bakar yang merasa tertarik kepada pohon itu. Bahkan ramai yang berniat baik untuk turut memelihara keindahan pohon itu. Dengan senang hati mereka membiarkan pohon tersebut tetap tumbuh.

Sering kali mereka menyempatkan diri untuk menyiraminya dengan air yang diperoleh dari lubuk bening di pinggir hutan. Semua itu mereka lakukan dengan penuh harap agar suatu saat kelak, di alam yang mulai penuh dengan kerosakkan ini, Sang Pohon Cantik akan tumbuh dengan sejuta pesona. Memberikan warna perubahan bagi siapa saja, untuk lebih mencintai lingkungan mereka dan berhenti membuat kerosakan.

Sementara bagi para penebang pohon yang liar, keberadaan pohon cantik itu sangatlah mengganggu. Mereka sedar, apabila pohon tersebut tumbuh dengan baik, maka akan banyak perhatian yang akan tertuju kepada hutan itu.

Perhatian yang tentu saja membuat langkah mereka semakin sulit dalam membuat kerosakan di dalam hutan itu. Para penebang pohon yang liar itu berikrar, mereka akan memindahkan pohon cantik itu ke halaman rumah-rumah mereka.

Tetapi kalau tujuan itu tidak tercapai, maka mematikan pohon itu adalah cara terbaik yang harus mereka tempuh. Beruntung, pohon cantik tersebut mendapat penjagaan yang sangat rapi dari para pencari kayu bakar yang baik hati.

Mereka secara bergiliran mengiring berjalan dengan sangat waspada agar pertumbuhan Sang Pohon terjaga .

Selain itu, pohon tersebut rupanya memiliki akar yang dapat menumbuh dengan cepat. Sehingga sari-sari makanan yang ada dalam tanah dapat diserap dengan baik. Demikian juga dengan air yang ada, dapat digunakan oleh Sang Pohon untuk menampung kehidupannya.

Dipendekkan cerita, pohon tersebut telah tumbuh besar, daunnya yang rimbun menghijau membuat mata tak lelah untuk memandang, dari dahan-dahannya lahir wangian semerbak harum yang menyeliputi seluruh hutan, dan satu lagi, pohon cantik tersebut memiliki buah yang sangat manis.

Selain dapat menghilangkan dahaga, juga dapat mengenyangkan para penikmatnya. Terasalah barakah Sang Pencipta bagi para pencari kayu bakar, meskipun para penebang pohon yang liar masih saja mencari helah untuk selalu menghapuskan pohon itu. Namun, demikianlah kudrat keberadaan setiap makhluk yang hidup dan tumbuh di atas muka bumi ini, tak satu pun yang abadi! Tak terkecuali dengan keadaan pohon cantik yang disanjung para pencari kayu bakar dan seluruh penghuni hutan.

Pada suatu petang, ketika langit mulai gelap, angin pun kencang berhembus. Pucuk pohon cantik bergoyang dengan hebatnya. Ia sekuat tenaga mengimbangi keadaan yang mana pada bila-bila masa boleh menumbangkannya.

Sang Pucuk terus bergerak, awalnya hanya berniat untuk mempertahankan diri dari keadaan alam yang ia hadapi. Tetapi lama-kelamaan ia sedar, bahwa sebenarnya ia dapat mengatasi sepenuhnya serangan angin tersebut. Ia yakin benar telah ditampung oleh akar yang kuat, dan dahan-dahan yang kukuh, serta dedaunan yang dapat menahan laju dan kencangnya angin dengan sempurna.

Kerana keyakinannya itulah tiba-tiba ia membuat sebuah gerakan yang tidak disangka-sangka oleh Sang Akar, yang sekuat tenaga mencengkam tanah. Sang Pucuk menari, bukan hanya mengikut arah angin, namun terkadang ia membuat gerakan yang membingungkan Sang Akar dalam mempertahankan keseimbangannya.

Dan, Sang Akar pun mengeluarkan bantahannya; "Hai, pucuk. Berhentilah menari! Aku bingung melihatmu!"

"Kenapa mesti bingung, Akar? Aku tahu benar situasi yang ada. Ikut sajalah!"

"Bagaimana aku hendak mengikuti tarianmu, kalau kamu susah diikuti"

"Percayalah, akar. Aku diatas mampu melihat semuanya. Bukan hanya batang, daun, dan kau akarku sendiri. Tetapi jarak puluhan batu di sekeliling kita pun dapat aku lihat dengan jelas"

"Hai, apa salahnya aku mengingatkanmu, pucuk?"

"Kau salah akar, harusnya kau ikut saja apa kataku. Kerana posisimu di bawah, dan kau tidak tahu apa-apa tentang dunia ini!"

"Aduhai…angkuh nian kau, pucuk! Kalaulah tak ada aku, mana mungkin kau dapat berdiri dan berada di atas sana!"

"Sudahlah, kenapa kalian malah bertengkar, hah?!" Sang Daun menegahi suasana yang semakin panas.

"Kerana dia mulai merasa angkuh, daun!" akar mengarahkan serabut akarnya kepada Sang Pucuk.

"Apa urusanmu, akar?! Ikuti sajalah kataku, dan kau akan selamat"

"Apakah kalian lupa, hah? Kalian itu saling memerlukan! Tidak akan ada kehidupan kalau tidak aku, kau, dan si akar itu. Sedarlah, saudaraku! kawanku!" Sang Daun kembali berkata-kata dengan perasaan yang sedih kerana pertelingkahan saudaranya sendiri.

Perdebatan demi perdebatan terus bergulir di antara keduanya. Sang Pucuk tidak merasa harus mengalah sedikit pun terhadap Sang Akar. Ia merasa bahawa ialah segalanya, dialah ketua kerana berada di tempat yang paling atas.

Ia merasa ditakdirkan Tuhan untuk berada di atas dengan segala penglihatannya yang luas akan dunia ini. Ia merasa Tuhan telah memberikan kekuasaan mutlak kepadanya untuk berbuat sesuka hati.

Sementara, Sang Akar merasa kecewa, Sang Pucuk telah mengambil langkah yang keliru dalam melaksanakan upaya menjaga kelangsungan hidup seluruh bahagian pohon tersebut. Dan, Sang Daun yang berusaha meleraikan perdebatan itu pun tak berdaya menenangkan keduanya, meski ia tak pernah merasa lelah untuk mendamaikan perseteruan dua saudara satu tubuh itu.

Waktu yang digariskan mungkin saja telah tiba, kerana perdebatan yang berlarutan itu, Sang Akar bermalas-malasan untuk menyerap air dan zat-zat yang diperlukannya. Demikian juga Sang Daun, kerana kelelahan melerai perdebatan kedua saudaranya, ia lupa untuk mengolah makanan meskipun matahari terus bersinar sepanjang hari.

Dan, Sang Pucuk rupanya semakin terlena. Ia tidak menyadari dua saudara dibawahnya sudah mengalami gangguan. Ia tetap berlenggok mengikuti arah angin dengan irama yang menghiburkan hatinya.

Hingga tibalah saat di mana angin justeru berhembus dengan sangat perlahan. Sang Pucuk terlena kerana desirnya, ia merasa ngantuk dan ia biarkan gerakannya yang tidak beraturan, dan ia pun mulai terpejam. Terlelap dalam tidur yang tidak disedarinya, dan angin datang menyerang.

Tubuhnya terkulai. Sang Daun yang lapar tidak berdaya menahan tubuh Sang Pucuk yang datang tiba-tiba. Ia ikut terjatuh. Sementara di bawah, Sang Akar yang bermalas-malasan tidak lagi memiliki cengkaman yang kuat terhadap tanah di sekelilingnya. Sang Akar tidak berkuasa menahan tubuh kedua saudaranya yang terjatuh lebih dulu. Ia tercabut, bercerai-berai.

Beginilah akhirnya kisah pohon cantik, sebuah cerita yang menyedihkan. Para pencari kayu bakar yang baik hati bermuram durja, sementara para penebang liar bergelak tawa, "Tak perlu kita robohkan, kawan. Mereka roboh sendiri kerana permusuhan…!! " "O, bahkan tak perlu angin yang kencang rupanya…….kasihan betul….." demikianlah kata penebang pohon yang liar.

Dari sini saudara-saudaraku dapatkah kita mengambil sedikit iktibar dari cerita ini? Marilah kita jauhi permusuhan yang meleraikan silaturrahim antara kita, janganlah berdendam kerana dendam itu tidak membawa kedamaian.. saling hormat menghormati dan bersatu padulah kita agar syiar Islam dapat diteruskan dan digemilangkan.. dan agar kita tetap menjadi orang yang beriman..

InsyaAllah.. 'Perumpamaan orang beriman yang berkasih sayang, dan saling rahmat merahmati dan di dalam kemesraan sesama mereka adalah seperti satu tubuh, apabila satu anggota mengadu sakit, maka seluruh tubuh akan turut merasainya.'
- terima kasih kepada sahabat yang telah memberikan cebisan kisah ini.

Jumaat, 22 Januari 2010

Hukum memotong kuku semasa Haid

(Apr 2006-3)Jawapan Untuk Soalan Agama Majalah I 3. Dari apa yang saya dengar, ada yang mengatakan bahwa seorang perempuan yang sedang haid, tidak boleh memotong rambut dan potong kuku. Mengapa demikian? Apakah ada akibat buruknya? Apakah memang ada dalilnya? Terima kasih atas kesudian ustaz menjawab persoalan ini.Jawapan : Disebutkan di dalam syarah al-‘Iqna’ Matan Abi Syuja’ ( 1/60 ), menurut Imam al-Ghazzali di dalam Ihya Ulumiddin, bahawa tidak seharusnya seseorang yang berjunub memotong kuku atau mencukur bulu dan rambutnya kerana semua tadi akan dikembalikan di hari akhirat nanti dalam keadaan junub ( tidak bersih) . Bagaimanapun, setelah diteliti asas kepada pendapat ini, maka tiada didapati sebarang dalil yang menyokongnya kecuali logik aqal semata-mata tadi. Demikian menurut Syeikh Sayyid Sabiq, Syeikh Atiyyah Saqar dan Dr. Rif`at Fawzi, professor Shari`ah di Univ. Kaherah Soalan ini pernah di tujukan kepada Imam Ibn Taymiah di dalam kitabnya “Ghiza’ al-albab, 1/382 ) maka beliau menjawab : “ Tidak aku ketahui hukum makruh membuang rambut dan bulu dan kuku ketika junub, bahkan Nabi SAW bersabda : “ Sesungguhnya seorang mukmin tidak najis (tubuhnya) samada hidup ataupun mati”, malah Nabi memberitahu : “ buangkan darimu bulu-bulu kufur (yang tidak dicukur semasa kafir) dan berkhatanlah (apabila masuk Islam) “ maka arahan Nabi tidak menunjukkan sebarang tangguh cukur selepas mandi. Demikian juga diperintah wanita haid agar menyikat rambutnya semasa mandi junub, yang mana diketahui bahawa dengan menyikat ini boleh menggugurkan rambut (sebelum tamat mandi)..justeru apa yang dikatakan sebenarnya tiada asalnya.” Tiada sebarang halangan untuk memotong kuku secara junub. Pandangan ini juga datang dari tokoh ulama Tabien iaitu Ato’ bin Abi Rabah. ’Ata disebut pernah menyatakan seseorang boleh melakukannya dalam keadaan junub, malah dalam keadaan junub dan tidak berwudu’ (Riwayat al-Bukhari) Sebagai makumat tambahan, kemestian menanam rambut, kuku yang dipotong dan sebagainya juga tiada sebarang dalil (kecuali jika dibimbangi akan diambil dan disihirkan), demikian juga larangan memotong kuku di waktu malam. Wallahu a’lam http://www.zaharuddin.net/content/view/102/99/

Sabtu, 9 Januari 2010

Panuan dan pedoman

Tuesday, February 05, 2008
Dilema Wanita Berkahwin Yang Berkerjaya - Satu Perbincangan Menurut Syariah
Posted by Bawang Goreng at 9:47 AM
Oleh Siti Shamsiah bt. Mohd. Supi

SECARA tradisinya, seseorang wanita yang telah berumah tangga akan bertanggung jawab untuk mengurus dan mentadbir rumah tangganya.

Umum memaklumi bahawa tanggung jawab wanita sebagai seorang isteri atau ibu adalah memastikan keluarganya dapat diuruskan dengan baik.

Rezeki yang diberikan oleh suami dapat diagih-agihkan kepada setiap ahli keluarga dengan adil dan menjadikan setiap ahli keluarga merasa selesa. Memikul peranan sebagai seorang ibu juga termasuklah memelihara anak-anak dengan memberikan didikan yang sempurna.

Kedudukan wanita yang telah berumah tangga dan pelaksanaan tanggung jawab ini selaras dengan maksud sebuah hadis Nabi yang berbunyi; "Setiap orang daripada kamu adalah pemimpin dan setiap orang daripada kamu akan ditanya tentang orang yang dipimpinnya" dinyatakan juga padanya: Wanita adalah pemimpin di rumah suaminya dan dia akan ditanya tentang apa yang dipimpinnya."

Kedudukan seseorang wanita yang telah berumah tangga juga terikat dengan ketentuan Islam yang menjadikan lelaki sebagai ketua rumah tangga sebagaimana firman Allah s.w.t. yang bermaksud; "Kaum lelaki itu adalah pemimpin dan pengawal yang bertanggungjawab terhadap kaum perempuan, oleh sebab Allah telah melebihkan orang-orang lelaki (dengan beberapa keistimewaan) atas orang-orang perempuan dan juga kerana orang-orang lelaki telah membelanjakan (memberi nafkah) sebahagian dari harta mereka. Maka perempuan-perempuan yang soleh itu ialah yang taat (kepada Allah dan suaminya), dan yang memelihara (kehormatan dirinya dan apa jua yang wajib dipelihara) ketika suami tidak hadir bersama, dengan pemeliharaan Allah dan pertolonganNya" (Al-Nisa': 34)

Apabila kita menggabungkan kedua konsep ini, mengenai kedudukan wanita dan lelaki dalam rumah tangga masing-masing menunjukkan bahawa pengurusan dan pelaksanaan pentadbiran yang dilakukan oleh si isteri mestilah seiring dengan dasar yang telah ditentukan oleh si suami sebagai ketua rumah tangga. Selain itu juga berdasarkan apa yang dapat difahami dalam kedua-dua dalil ini menunjukkan bahawa isteri mesti taat kepada perintah suami dalam bentuk menjaga nama baik keluarga, menjaga amanah dari suami seperti hartanya, memastikan keputusan yang dibuat olehnya hanyalah dalam lingkungan keizinan suami dan keluar rumah dalam keizinan pihak suami termasuklah bagi tujuan untuk keluar bekerja.

Namun demikian, jika kita perhatikan dari aspek kedudukan wanita Islam sebagai pengurus rumah tangga dengan realiti yang ada, apa yang berlaku pada hari ini kelihatan tidak seiringan dengan konsep yang dinyatakan dalam maksud hadis di atas. Semakin ramai wanita yang berkahwin tidak menjadi suri rumah sepenuh masa. Rata-rata di kalangan wanita yang berpendidikan tinggi pula mempunyai kerjaya yang setanding dengan pendidikan yang ada. Pada diri wanita-wanita ini terdapat berbagai-bagai alasan mengapa mereka perlu ke luar dari rumah untuk bekerja dan berkerjaya.

Alasan atau faktor pertama yang menyebabkan wanita ini bekerja ialah pendidikan yang mereka miliki. Apabila ibu bapa mereka telah memberikan pendidikan secara formal sejak mereka kecil, tentulah apabila dewasa mereka mahu menggunakan pengetahuan dan kemahiran yang dimiliki. Bekerja adalah pendekatan yang secara lumrah digunakan bagi membolehkan mereka mengimplementasi pengetahuan dan kemahiran tersebut dan pada masa yang sama mereka memperoleh ganjarannya. Mempunyai pendapatan sendiri merupakan suatu kejayaan yang besar nilainya, dan tentulah mereka ingin berkongsi kejayaan tersebut dengan orang yang sebelum itu memberi dorongan yang tidak berbelah bahagi, iaitu ibu bapa.

Apabila kita menyebut soal ganjaran, antara ganjaran yang dapat dimiliki oleh wanita yang bekerja dan bekerjaya ialah, sesebuah kerjaya berupaya menjadikan seseorang wanita memperbaiki dirinya sebagai seorang individu. Kerjaya dapat memberikan pengalaman kepadanya, kematangan dalam memberi persepsi mengenai kehidupan, keyakinan dan sebagainya. Malah, kerjaya yang dimilikinya dapat menjadikannya sebagai seorang ibu yang boleh mendidik anak-anaknya dengan cara yang lebih berkesan dan praktikal. Keadaan ini sudah pastinya memberikan nilai yang jauh lebih baik sekalipun dia terpaksa mengorbankan sebahagian daripada masanya untuk berada di rumah. Dan kita boleh menganggap bahawa ini adalah faktor kedua yang menyebabkan sebahagian daripada wanita memilih untuk keluar bekerja.

Sebab lain yang mendorong wanita untuk keluar dari rumah untuk bekerja adalah tekanan keperluan kehidupan. Adalah suatu perkara yang lumrah pada hari ini untuk mengatakan bahawa pendapatan yang hanya datang dari pihak suami kurang mencukupi bagi sesebuah keluarga menjalani kehidupan mereka. Apatah lagi dalam keadaan taraf kehidupan pada hari ini yang semakin tinggi. Oleh sebab itu, wanita secara sukarela mengambil keputusan untuk keluar rumah bekerja bagi mendapatkan pendapatan lebih bagi keluarganya sebagai memastikan keluarganya berada dalam keadaan yang selesa.

Apabila wanita-wanita ini sudah berada di luar rumah, maka mereka terpaksa memendekkan masa dalam mengurus hal-hal rumah tangga. Sesetengah mereka tidak menghadapi masalah kerana ahli-ahli keluarga yang lain, terutamanya pihak suami memahami keadaan mereka. Walaupun demikian, sesetengah mereka yang lain merasa agak tertekan kerana keluarga masih menuntut perhatian secara sepenuhnya apabila wanita ini pulang dari tempat kerja. Masalah ini bukan sahaja dialami oleh mereka yang berpendidikan sederhana tetapi turut dialami oleh mereka dari golongan professional seperti doktor, peguam, arkitek dan sebagainya. Sesetengah kaum bapa tidak menyedari dan tidak cuba memahami tekanan yang dialami oleh isteri mereka kerana menganggap bahawa kerja-kerja di rumah mudah untuk dilaksanakan dan ia adalah suatu fitrah untuk dilaksanakan oleh kaum ibu. Apabila keadaan ini berlaku maka berlakulah suatu dilema dalam diri wanita berkenaan.

Dilema yang dialami merupakan suatu rasa keliru dan bersalah berhubung peranan mereka sebagai seorang isteri (dan juga ibu) dengan tuntutan naluri sendiri untuk bekerja. Rata-rata golongan wanita yang berpendidikan amat memahami tentang konsep kedudukan wanita dari segi syariahnya dan cuba untuk menyempurnakan tanggung jawab tersebut secara sempurna. Akan tetapi, keadaan mereka yang bekerja sudah tentu menghalang pelaksanaan ini dibuat secara sempurna dan tekanan menjadi lebih berat apabila pihak suami mempertikaikan kegagalan mereka melaksanakannya dengan sempurna (disebabkan keizinan yang diberikan oleh suami kepada isterinya adalah keizinan separuh hati). Tuntutan tanpa toleransi dari pihak suami terutamanya seolah-olahnya menjadi syarat yang menderakan bagi mendapatkan keizinan dari suami untuk memiliki kerjaya. Hal ehwal rumah tangga masih sepenuhnya berada di atas bahunya. Sekalipun kewujudan pembantu rumah sewajarnya dapat mengurangkan beban kerja yang ada, tetapi sesetengah suami tetap mahukan urusan-urusan tertentu dilakukan oleh pihak isteri kerana tidak berpuas hati dengan hasil kerja pembantu rumah. Keletihan isteri tidak diambil kira dan menganggap bahawa, oleh sebab suami merupakan ketua rumah tangga dan isteri berkewajipan mentaatinya, maka dia mempunyai hak untuk mempertikaikan kepatuhan dan ketaatan isteri terhadapnya. Bagi wanita yang berhadapan dengan situasi ini, mereka akan menganggap bahawa mereka tidak dilayan dengan adil dan pihak suami sebenarnya telah memanipulasi kuasa kepimpinannya di dalam keluarga.
Sekiranya keadaan ini dibiarkan penulis percaya tekanan yang dialami akan menjadikan keadaan rumah tangga yang kurang sihat selain berlakunya ketidakstabilan dalam rumah tangga. (Hasil penyelidikan yang dibuat oleh majalah-majalah yang berkonsepkan feminisme menunjukkan bahawa perkara ini bukanlah isu yang remeh temeh malah perlu diberi perhatian yang wajar) Keadaan yang kurang menyihatkan ini perlu ditangani agar tidak menyebabkan kerapuhan institusi kekeluargaan dan merantaikan masalah-masalah sosial yang lebih buruk. Di dalam hal ini, sudah pasti kaum wanita yang menghadapinya inginkan penyelesaian yang diredai oleh Allah s.w.t., tidak merasa bersalah untuk memberi penumpuan kepada kerjaya dan masih merupakan seorang isteri atau ibu yang taat dengan perintah Allah.
Dapat kita perhatikan di sini bahawa masalah yang dihadapi oleh wanita malang ini sebenarnya ialah penerimaan hakikat oleh pihak suami dalam kesediaan mereka untuk bertoleransi dengan keadaan tersebut. Ayat ke 34 surah al-Nisa' sebagaimana yang telah dinyatakan sebelum ini mengemukakan tentang kepimpinan seseorang lelaki dan kuasa autokrasinya, yang antara natijahnya memerintahkan ketundukan dan ketaatan pihak wanita atau isteri terhadapnya. Kepimpinan ini adalah disebabkan beberapa kelebihan yang dianugerahkan oleh Allah kepada golongan ini berbanding wanita. Dan kelebihan ini sebenarnya disertai dengan pelaksanaan tanggung jawab yang besar. Apabila seorang lelaki menjadi ketua rumah tangga, dia bertanggung jawab untuk mencari pendapatan demi memberi perlindungan dan makan pakai kepada ahli kelurganya. Selain itu, dia juga perlu menyediakan kemudahan pendidikan kepada anak-anak, juga sumber bagi setiap ahli keluarganya melakukan aktiviti-aktiviti sosial. Dan yang paling utama ialah memastikan akidah setiap ahli keluarganya tidak terpesong. Tanggung jawab ini selaras dengan firman Allah s.w.t yang bermaksud;
"Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, iaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajipan ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang ma'ruf." (Al-Baqarah: 233)

Di dalam Islam, perbincangan yang berkaitan dengan rumah tangga lazimnya menjadikan kedua-dua dalil yang dinyatakan sebelum ini sebagai asas dan prinsip yang menjadi pegangan dalam berumahtangga. Walau bagaimanapun, pada pendapat penulis konsep "lelaki adalah pemimpin atau ketua bagi wanita" sebenarnya perlu sama-sama diseimbangkan dengan ketentuan-ketentuan yang lain dalam ajaran Islam. Dan dalam konteks ini keseimbangan dan kesaksamaan perlu diwujudkan dalam menyediakan penyelesaian berhubung pengurusan rumah tangga disebabkan isteri sama-sama keluar bekerja. Iaitu suatu penyelesaian yang bersifat fleksibel dan tidak mengetepikan kepentingan dan kebajikan kaum wanita.

Perkara utama yang perlu diambil perhatian ialah penerimaan hakikat mengenai perubahan sosial yang berlaku pada hari ini yang telah menggerakkan wanita untuk turut menyertai sektor pekerjaan. Jika kita perhatikan faktor pertama dan kedua yang membawa wanita berpendidikan bekerja dan seterusnya berkarier sebenarnya faktor-faktor ini adalah rantaian dari saranan Islam dalam aspek mencari ilmu pengetahuan. Rasulullah s.a.w. bersabda yang bermaksud;
"Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap orang Islam lelaki dan perempuan"

Di dalam hal ini, Islam amat mementingkan pembangunan sahsiah bagi setiap insan. Ilmu dapat menjadikan pemikiran manusia membangun dan seterusnya dapat membina peradaban bangsa.

Ilmu juga sebenarnya suatu nikmat yang berupaya membersihkan manusia dari melakukan perkara-perkara yang tidak baik dan dari sebarang kejahatan sebagaimana yang difirmankan oleh Allah s.w.t. yang bermaksud; "(Nikmat berkiblatkan Kaabah yang Kami berikan kepada kamu itu), samalah seperti (nikmat) Kami mengutuskan kepada kamu seorang Rasul dari kalangan kamu (iaitu Muhammad), yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan membersihkan kamu (dari amalan syirik dan maksiat) dan yang mengajarkan kamu kandungan Kitab (Al-Quran) serta Hikmat kebijaksanaan dan mengajarkan kamu apa yang belum kamu ketahui." (Al-Baqarah: 231)

Wanita yang mempunyai ilmu dan kemahiran merupakan suatu mekanisme yang dapat meneruskan tradisi penyampaian ilmu agar ilmu ini dapat disampaikan dan memberikan manfaat kepada orang lain dan generasi yang kemudian. Sudah tentu bekerja adalah kaedah yang berkesan dan lebih praktikal untuk mencapai matlamat ini. Malah, sekiranya kita memahami ayat di bawah ini, menunjukkan bahawa kaum wanita yang berpendidikan tinggi merupakan sumber manusia paling berwibawa selain sebahagian kaum muslimin (yang terpilih) bagi memelihara kesinambungan penyampaian ilmu kerana wanita tidak diwajibkan untuk keluar berperang secara fizikal, iaitu yang bermaksud; "Dan tidaklah (betul dan elok) orang-orang yang beriman keluar semuanya (pergi berperang); oleh itu, hendaklah keluar sebahagian sahaja dari tiap-tiap puak di antara mereka, supaya orang-orang (yang tinggal) itu mempelajari secara mendalam ilmu yang dituntut di dalam agama dan supaya mereka dapat mengajar kaumnya (yang keluar berjuang) apabila orang-orang itu kembali kepada mereka; mudah-mudahan mereka dapat berjaga-jaga (dari melakukan larangan Allah).

Ini menunjukkan bahawa, dengan pengurusan masa yang bijak dan disertai oleh sokongan penuh dari kaum lelaki, wanita bukan sahaja mampu memberi sumbangan kepada keluarganya malah kepada bangsa dan negaranya yang semuanya itu merupakan sumbangan yang amat besar kepada agama. Maka ketentuan-ketentuan ini memerlukan kerjasama dan pengertian daripada kaum lelaki. Ketika membuat keputusan untuk membenarkan atau sebaliknya kepada isteri keluar bekerja perkara-perkara ini perlulah diambil kira. Isteri yang taat dan beriman juga tidak akan membimbangkan perasaan hati si suami apabila dia keluar dari rumah. Dia akan menjaga akhlak dan kehormatan dirinya sebagaimana yang disebutkan di dalam sebahagian ayat ke 34 surah al-Nisa' yang bermaksud;
"Maka perempuan-perempuan yang saleh itu ialah yang taat (kepada Allah dan suaminya), dan yang memelihara (kehormatan dirinya dan apa jua yang wajib dipelihara) ketika suami tidak hadir bersama,"

Seseorang isteri yang beriman, akan menghargai keizinan dan kepercayaan suami yang diberikan kepadanya. Malah, secara sukarela dia akan menawarkan pendapatan yang dimilikinya dengan keluarganya termasuk suami walaupun secara prinsipnya seseorang suami tidak dibenarkan untuk menyentuh harta yang dimiliki oleh si isteri melainkan dengan izinnya. Apatah lagi dalam keadaan seorang isteri yang keluar bekerja bagi membantu meringankan beban yang ditanggung oleh si suami. Di dalam hal ini, seseorang suami sewajarnya insaf dengan pengorbanan dan kasih sayang yang ditunjukkan oleh isteri dan membalasnya dengan sikap tolak ansur.

Sebagaimana kisah yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim mengenai Asma' binti Abu Bakar al-Siddiq. Kata Asma'; 'Al-Zubair mengahwiniku dan dia bukanlah seorang yang berharta, tidak memiliki hamba kecuali seekor kuda. Aku pernah memberi makan kudanya, membelanya dan melatihnya. Aku mengisar biji kurma untuk memberi makan untanya. Aku pernah membawa air dan membaiki bekasnya, aku juga pernah membuat roti tetapi tidak mampu untuk membakarnya, maka jiranku yang berbangsa Ansar, merupakan seorang wanita yang baik hati telah membakarkan roti tersebut untukku. Aku pernah membawa hasil kurma dari ladang kurma yang dihadiahi oleh Rasulullah s.a.w. dan ladang tersebut jauhnya adalah sebanyak dua pertiga farsakh. Pada suatu hari sedang aku dalam perjalanan pulang dengan hasil kurma yang aku junjung di kepalaku, aku berselisih dengan rombongan Rasulullah s.a.w. Baginda memanggilku dan meminta unta baginda agar duduk dan membolehkan aku menunggang bersama baginda di belakang. Aku memberitahu kisah ini kepada Al-Zubair, aku memberitahunya yang aku merasa sangat malu kerana aku tahu Al-Zubair adalah seorang yang kuat cemburu. Dia berkata bahawa adalah sesuatu yang teruk bagiku untuk melihat engkau menjunjung hasil kurma tersebut di atas kepalamu berbanding dari aku melihat engkau menunggang di belakang Rasulullah. Kemudian Abu Bakar telah menghantar kepadaku seorang pembantu, yang mengambil alih tugas membela kuda; seolah-olahnya aku telah bebas dari perhambaan."

Ayat surah al-Nisa' yang disebutkan sebelum ini menyatakan bahawa kuasa kepimpinan yang diberikan kepada kaum lelaki antaranya adalah disebabkan suami memberikan nafkah kepada isteri. Rasional di sebalik ketetapan ini, sekiranya pihak isteri turut menyumbang pendapatannya bagi memenuhi keperluan keluarga, maka sewajarnya pihak isteri diberi kelonggaran dalam menjalankan peranannya sebagai pentadbir urusan rumah tangga. Apakah bentuk kelonggaran tersebut sebenarnya terpulang kepada keputusan bersama suami isteri. Di sini tidak dinafikan bahawa kepatuhan seseorang isteri terhadap suaminya adalah tunggak kestabilan sesebuah institusi keluarga tetapi kebaikan pihak suami terhadap isteri merupakan jaminan bagi keharmonian rumah tangga. Ayat 34 dari surah al-Nisa' yang menjadi asas institusi keluarga Islam seharusnya diselaraskan dengan firman Allah s.w.t. dalam ayat 19 surah yang sama yang menyarankan sikap baik yang perlu ditunjukkan oleh seorang pemimpin keluarga, yang ayat tersebut bermaksud;
"Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka kerana hendak mengambil kembali sebahagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka dengan cara yang wajar. Kemudian, bila kamu tidak menyukai mereka (maka bersabarlah) kerana mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak."

Apa yang boleh disimpulkan di sini ialah, dilema yang dialami oleh golongan wanita yang telah berkeluarga dan pada masa yang sama bekerja perlulah diambil perhatian yang wajar oleh semua ahli keluarga terutamanya pihak suami yang berperanan sebagai ketua rumah tangga. Suami sewajarnya memberi kebebasan bagi isteri untuk memilih sama ada mahu menjadi suri rumah sepenuh masa atau memilih sebagai wanita yang berkerjaya. Ia sebagai mengiktiraf kebolehan dan kemahiran yang dimiliki oleh pihak isteri. Keizinan yang diberi seharusnya keizinan tanpa syarat yang membebankan menurut fitrah seseorang wanita. Walaupun demikian, suami isteri perlu berbincang dan mengambil keputusan secara bersama tindakan-tindakan yang perlu diambil agar tidak wujud ruang yang menyebabkan sebelah atau kedua-dua belah pihak saling bertelagah mempertikaikan peranan masing-masing. Suami tidak mempertikaikan peranan isteri sebagai pengurus rumah tangga dan isteri tidak mendakwa yang si suami menyalahgunakan kuasa yang ada.

Sebaliknya pula, sekiranya pihak suami bersedia bertolak ansur dengan memberikan kebebasan kepada isteri, sewajarnya kebebasan ini tidak disalahgunakan. Seorang isteri yang bekerja tetap tertakluk di bawah pimpinan dan keredaan suaminya sekalipun dia menyumbang sebahagian pendapatannya kepada keluarga. Sekiranya wanita ini merangkap seorang ibu, maka dia tetap bertanggung jawab terhadap pendidikan anak-anaknya. Maka, dengan keizinan yang diberi oleh si suami sebagai individu yang berpendidikan, wanita berkerjaya perlu bijak membahagikan masanya antara keluarga dan kerjaya. Sekiranya kerjaya yang dipilih memaksanya untuk mengorbankan masa yang diperuntukkan kepada keluarga, maka di sinilah terletaknya cabaran bagi wanita bijak yang mengaku dia beriman kepada Allah s.w.t. dan mentaati suaminya.
Hukum Isteri Meleteri Suami ……..

"Bang ni balik je kerja, tak nak langsung tolong saya siapkankerja rumah. Baca suratkhabar, menghadap TV, itu jelah yang awak tahu. Kitakan sama-sama bekerja bang. Saya pun penat macam abang juga.Sekurang- kurangnya buatlah air kopi sendiri, bukannya susah pun. Tukarkan lampin anak ke, ringan sikit kerja saya ni. Nak masak lagi. Abang jugayang nak makan nanti... pot.. pet.. pot.. pet..... " leter Ina kepadasuaminya sejurus kembali dari pejabat masing-masing. Kalaulah Ina tahu, betapa besar hukuman serta dosanya meleteri suami sendiri,sudah tentu dia tidak akan mengulangi perbuatannya itu. Lebih-lebih lagi, sekiranya Intan menghayati ganjaran pahala yang tidakternilai kerana berbakti kepada suaminya. Dia tidak akan merasa susah mahupunpenat dalam melaksanakan tanggungjawabnya sebagai isteri dan ibu. Dewasa ini boleh dikatakan fenomena isteri meleteri suami atau dalam kata laintidak menghormati suami. Bagaikan sudah menjadi satu perkara lumrah bagikebanyakkan pasangan, tanpa sedikitpun merasa bersalah melayani mereka sepertiadik lelaki sahaja lagaknya. Apa yang lebih mendukacitakan, apabila ada di kalangan isteri yang menyifatkanmenjaga peribadinya dengan bersikap sopan terhadap suami sebagai ketinggalanzaman. Keadaan ini juga akan menjadi model yang tidak baik kepada anak-anak yangmungkin diwarisi dari satu generasi ke satu generasi lain sehingga akhirnyamenjadi satu budaya yang negatif. Banyak nas al-Quran, terutamanya hadis Nabi yang membincangkan tentang kewajipanisteri mentaati suami, selagi tidak diminta melakukan perbuatan maksiat. Sabda Rasulullah s. a. w. yang bermaksud: "Jika sekiranya aku berhakmenyuruh seseorang supaya sujud kepada seseorang yang lain, nescaya akumenyuruh para isteri sujud kepada suaminya." Hadis tersebut menerangkanbetapa kepatuhan isteri terhadap suami amat diutamakan demi kebaikan sesebuahinstitusi keluarga, sesuai kedudukannya sebagai pemimpin rumah tangga. Demikian juga halnya ketika junjungan besar Nabi Muhammad s. a. w. mikraj kelangit. Baginda telah dipersaksikan dengan neraka dan penghuninya yangkebanyakkannya terdiri daripada kaum wanita. Ali Karramallahu Wajhah berkata: "Aku masuk ke rumah Nabi beserta Fatimah,aku mendapati baginda sedang menangis tersedu-sedan. Aku bertanya, "YaRasulullah, apa yang ! membuat anda menangis?" Baginda menjawab, "YaAli, pada malam aku diangkat ke langit, aku melihat kaum perempuan daripadaumat ku disiksa di neraka dengan bermacam-macam seksaan. Lalu aku menangis keranabegitu berat seksaan mereka yang aku lihat." MENGHERDIK Baginda antara lain melihat perempuan yang digantungkan dengan lidahnya,sedangkan air panas dituangkan ke dalam tenggoroknya kerana ia telah menyakitidan menyumpah-nyumpah suaminya. Ada isteri yangtergamak bercakap kasar malah mengherdik suaminya kerana tidak mendapat apayang diminta seperti barang kemas, perabot rumah berupa set sofa dan TV rata 29inci yang menjadi trend semasa. Lebih buruk lagi perangai si isteri apabila membanding-bandingk an suami denganjiran tetangga yang mampu menyediakan barangan terbabit, sekali gus dilabelkansebagai suami mithali. Bukan tidak boleh sama sekali meminta sesuatu daripadasuami tetapi janganlah menggesa mereka menuruti kemahuan anda sehinggamembebankan dirinya. Sebaliknya, isteri patut bersyukur kerana berpeluang meraih keredhaan Allah. Nabi Muhammad s. a. w. bersabda, "Sesungguhnya Allah tidak memandangkepada seorang isteri yang tidak bersyukur kepada suaminya." Hal ini biasa terjadi kepada suami yang miskin, manakala isterinya pulatergolong dalam orang-orang berada, yang suka mengungkit-ungkit mengenaihartanya, apatah lagi yang telah dinafkahkan kepada suaminya. Islam juga mengajar isteri agar melakukan kerja-kerja rumah seperti memasak,membasuh, mengasuh anak-anak, melayani kehendak suami dan sebagainya denganpenuh rela dan tabah hati. Mungkin ia agak sukar untuk dipenuhi apatah lagi bagi isteri yang bekerja,namun percayalah, ia bukan sahaja akan menjadi perkara biasa tetapi juga ringandan lancar, jika kita menganggapnya sebagai ibadah dan juga satu jihad. Marilah kita sama-sama merenungi kisah anakanda kesayangan Nabi Muhammad s. a.w. iaitu Fatimah Az-Zahra yang melaksanakan rutin hariannya sebagai seorangsuri rumah tangga secara sendirian tanpa pembantu. Fatimah pada suatu haritelah meminta suaminya, Ali pergi menemui Rasulullah s. a. w. dan meminta jasabaik baginda untuk menyerahkan seorang wanita tawanan perang sebagai pembanturumah. Rasulullah bagaimanapun tidak dapat memperkenankan permintaan puterinya keranasemua harta rampasan perang termasuk wanita-wanita itu bukan menjadi milikbaginda, tetapi milik negara Islam dan kaum Muslimin seluruhnya. Baginda tidak dapat memberikan sesuatu yang bukan menjadi miliknya. Permintaan Fatimah itu membimbangkan baginda, bukan kerana tugas berat yangsedang dipikul oleh puterinya itu tetapi disebabkan oleh bayangan keluh kesahseorang isteri yang tertekan akibat tugas-tugas yang perlu dibereskannya. Pada sebelah malamnya, baginda telah mengunjungi rumah Fatimah dan menyatakankepadanya : "Apakah kamu berdua (Fatimah dan Ali) suka kepada satupemberian yang akan ku berikan ini, sedangkan ia lebih baik daripada apa yangkamu minta siang hari tadi?" Fatimah amat sukacita mendengarkan tawaran tersebut sekalipun dia tidakmengetahui apa bentuknya. Rasulullah menyatakan kepada Fatimah bahawa hendaklahdia membaca Subhanallah, Alhamdulillah dan Allahu Akbar, masing-masing sebanyak33 kali setiap kali sebelum tidurnya. Semenjak itu, wirid yang diajarkan oleh Rasulullah telah menjadi amalan anakdan menantunya. Hasilnya, Fatimah mendapati dia tidak lagi menjadi keluh kesahdalam menghadapi apa jua kerja-kerja sehariannya yang berat, malah merasa cukupbahagia melakukannya. Baginya, segala tugasan yang disempurnakannya sebagai seorang suri rumahmerupakan satu amalan yang solehah. Dengan taufik Allah, sesungguhnya walauseberat mana sekalipun tugasan yang menanti di rumah, tidak akan memenatkanselagi i! steri tidak meletakkan dirinya seolah-olah sama taraf dengan suami,walau setinggi mana sekalipun darjatnya. Kepada para suami, kita sama-sama maklum, dalam zaman moden yang serba mencabarini terutamanya di bandar-bandar besar, kita tidak dapat mengelak kos sarahidup yang tinggi sekaligus memerlukan kedua-dua suami isteri keluar bekerja. Si isteri telah melakukan pengorbanan mencari rezeki tambahan untuk menyarakeluarga yang sepatutnya menjadi tanggungjawab suami. Jadi sudi apalah kiranyasang suami bersama-sama meringankan tugas si isteri seadanya. Bukankah Rasulullahs. a. w. telah berpesan supaya para suami berbuat baik kepada isteri mereka.Jikalau isteri taat kepada kalian, janganlah pula menyusahkan mereka. Nabi Muhammad s. a. w. bersabda yang ertinya: "Orang-orang yang terbaikdaripada kamu sekalian adalah yang lebih baik dalam mempergauli keluarganya dansaya adalah yang terbaik dalam mempergauli keluargaku." ** Bagi kaum wanita & lelaki yg sudah berumah-tangga, marilah kitasama-sama belajar saling tolong-menolong meringankan beban pasangan kita. Semoga kisah tadi membawa menfaat bagi kita semua... insya'Allah.. SIKAP ISTERI tidak menghormati SUAMI adalah GEJALA SOCIAL MUSLIM sekarang. Ia dilakukan kerana berfikir bahawa SUAMI mesti buat seperti ISTERI dalamRUMAHTANGGA. Dengan berbuat begitu, ISTERI berkenaan mengabaikan SUAMI yang berfungsisebagai PEMEGANG AMANAH(nikah- isteri) yang disandang sejak AQAD-NIKAH yangtelah diijab WALI-NIKAH(Atok, Bapak dsb) 'Islam juga mengajar isteri agar melakukan kerja-kerja rumah seperti memasak,membasuh, mengasuh anak-anak, melayani kehendak suami dan sebagainya denganpenuh rela dan tabah hati.' Saya fikir TABIAT-ISTERI suka meleteri suami mistilah dihentikan demi mendidikMENTAL ZURIAT kita ke suatu BUDAYA IBADAT.
Hadith Nabi s.a.w.:Daripada Salman bin 'Amir r.a., Nabi s.a.w. bersabda yang bermaksud: "Sedekah kepada golongan miskin, ganjarannya hanyalah sekadar pahala sedekah; sedangkan sedekah kepada mereka yang mempunyai hubungan silaturrahim terdapat dua ganjaran, iaitu pahala sedekah dan pahala menjalin hubungan silaturrahim."Hadith riwayat al-Tirmizi

Hidup berumahtangga ni kena ada sikap tolak ansur.

Zaman skrg, jika suami masih berfikiran kuno dan menganggap isteri mesti taat 24jam without compromi, alamat porak perandalah rumahtangga. Ingat, isteri anda manusia seperti anda juga.

Isteri adalah teman anda, yang anda ambil atas kalimah Allah. Isteri anda bukannya 'kunta-kinte' (hamba abdi). Sedangkan hamba/org gaji pun dapat upah.

Jika nak dinilaikan khidmat isteri kepada suami, mampukah suami membayar penat lelah isteri? Diriwayatkan bahawa Rasulullah SAW bersabda bermaksud: "Mana-mana lelaki yang bersabar di atas keburukan perangai isterinya, Allah akan berikannya pahala seperti diberikan kepada Ayyub kerana bersabar di atas bala yang menimpanya.

Mana-mana isteri yang bersabar di atas keburukan perangai suaminya, Allah akan berikannya pahala seperti yang diberikan kepada Asiah binti Muzahim, isteri Firaun."

Pernah dengar kisah ini? Renungi kisah seorang lelaki mengunjungi Umar bin al-Khattab untuk mengadu perangai isterinya. Dia berdiri di luar pintu, menunggu Umar keluar.

Tiba-tiba dia terdengar isteri Umar sedang meleterinya sedangkan Umar diam tidak menjawab walau sepatah pun. Maka lelaki itupun beredar sambil berkata kepada dirinya sendiri: "Jika beginilah keadaan Umar, seorang Amirul-Mukminin yang selalu keras dan tegas, maka bagaimana dengan aku?"

Selepas itu Umar keluar dari rumahnya dan melihat lelaki tadi sudah beredar. Umar memanggilnya dan bertanya tujuan kedatangannya.

Lelaki itu berkata: "Wahai Amirul-Mukminin, aku datang untuk mengadu perangai isteriku yang buruk dan suka berleter di hadapanku. Tadi aku mendengar isteri anda pun begitu juga.

Lalu aku berkata kepada diriku, jika beginilah keadaan Amirul-Mukminin dengan isterinya, maka bagaimana dengan aku."

Umar berkata kepadanya: "Wahai saudaraku, sesungguhnya aku bersabar mendengar leterannya kerana dia mempunyai hak ke atasku.

Sesungguhnya dia memasak makananku, mengadun roti untukku, membasuh pakaianku dan menyusui anakku, padahal semua itu tidak diwajibkan ke atasnya.

Dia juga menenangkan hatiku daripada melakukan perbuatan yang haram (zina). Sebab itulah aku bersabar dengan kerenahnya?"Lelaki itu menjawab: "Wahai Amirul-Mukminin, demikian jugalah isteriku?

Umar pun berkata kepadanya: "Maka bersabarlah wahai saudaraku. Sesungguhnya kerenahnya itu tidak lama, hanya seketika saja."

Bagus utk rujukan suami yg kurang 'pandai' menghargai isteri sendiri


Part 2
"DUA tahun mendirikan rumah tangga, dia seolah-olah tidak memahami apa yang diinginkan si isteri. Membasuh pakaian, pinggan atau mengemas rumah jarang sekali dibuatnya."
"Tanggungjawabnya melayan isteri bagai menatang minyak yang penuh. Dia tidak putus-putus memberi nafkah zahir dan batin. Ini patut dipuji. Tetapi, sikapnya yang tidak pernah mengambil peduli hal berkaitan pengurusan rumah tangga, menyebabkan si isteri merasakan dirinya semakin dibebani tanggungjawab yang lebih besar."
"Saat dilamun cinta, kepercayaan yang diberikan hampir 100 peratus tetapi bila sudah mendirikan rumah tangga, rupa-rupanya ada lagi perkara yang perlu diketahui dan dikongsi bersama."
Meneliti komen di atas, ternyata masih ramai menganggap percintaan tidak semestinya membuatkan kita mengenali pasangan secara menyeluruh. Walaupun sudah memasuki gerbang perkahwinan selama bertahun-tahun, masih ada segelintir daripada kita terpaksa bekerja keras untuk menyesuaikan diri dengan pasangan.
Menurut Perunding Psikologi Keluarga, Suzana Ghazali, sikap bertoleransi, kerjasama, memahami antara satu sama lain, tanggungjawab dan percaya pada diri sendiri memainkan peranan penting dalam mengukuhkan institusi kekeluargaan. Walaupun bercinta bertahun-tahun lamanya dan kemudian mendirikan rumah tangga, ia tidak bermakna pasangan sudah mengenali antara satu sama lain.
Tempoh lima tahun pertama perkahwinan adalah proses mengenali pasangan. Sekiranya tempoh tersebut berakhir tetapi si suami tidak menunjukkan perubahan pada dirinya, maka pasangan tersebut perlu mendapatkan khidmat perunding psikologi keluarga. Tetapi jika sikap sambil lewa suami berpunca daripada sikap isteri yang terlalu memanjakan pasangannya sehingga mereka 'naik lemak', maka isteri sepatutnya dinasihatkan.
Memang tidak dinafikan, setiap wanita perlu memanjakan suaminya seperti menjaga kebajikan dan melayan kehendaknya, tetapi janganlah sampai melampau batasan. Sungguhpun majoriti wanita kini bekerjaya dan lebih banyak menghabiskan masa di pejabat, mereka tetap memikul tanggungjawab menyediakan makan minum suami dan anak-anak.
Cuma dalam hal ini, suami wajar menghulurkan bantuan kerana masing-masing bekerja dan tentu sekali, kedua-duanya juga penat apabila pulang ke rumah. Justeru, peranan suami kini bukan sahaja memberi nafkah zahir batin, kasih sayang dan perlindungan, malah membantu melaksanakan kerja rumah bagi meringankan beban isteri dalam mengurus rumah tangga.
Bagaimanakah memupuk sikap bekerjasama dan rasa tanggungjawab selepas mendirikan rumah tangga? Adalah sebaik-baiknya ia dipupuk sebelum pasangan mendirikan rumah tangga.
Membuat perjanjian dengan menyatakan keinginan yang diimpikan setelah bergelar pasangan suami isteri adalah satu keputusan yang bijak dalam menjana rumah tangga yang bahagia. Daripada situ, pasangan dapat merancang dan mengubah kelemahan yang ada pada dirinya demi memastikan kebahagiaan istana yang baru dibina tetap kukuh. Walaupun cara itu dilihat seperti queen control, tetapi hakikatnya ia dapat mengukuhkan hubungan cinta suami isteri.
Untuk mendapatkan keredaan dalam melayari rumah tangga, setiap pasangan seharusnya saling tolong-menolong antara satu sama lain, tidak kira dalam apa perkara sekalipun. Contohnya, membantu si isteri di dapur ataupun mengemas bilik tidur.
Sekiranya takut menegur kesalahan atau melahirkan ketidakpuasan hati terhadap pasangan, cuba luangkan masa berdua untuk sama-sama meluahkan perasaan yang terpendam ini pada waktu dan tempat yang sesuai. Perbincangan menjadi lebih efektif sekiranya dilakukan secara komunikasi dua hala.
"Walaupun realitinya, lelaki pantang sekiranya dia diarah atau dipaksa melakukan sesuatu, namun menerusi layanan dan belaian kasih sayang seorang isteri, suami akan menurut jua," katanya.
Masa terbaik berkomunikasi
1. Di kamar beradu
Cuba luahkan keinginan yang terpendam sewaktu anda dan pasangan berada di kamar. Ucapan manja sambil diselitkan dengan keinginan yang diimpikan itu sememangnya dapat direalisasikan ketika waktu kemuncak anda berdua.
2. Pulang dari tempat kerja
Saat pulang ke rumah berdua adalah masa paling sesuai untuk anda meluahkan pendapat dan keinginan yang belum dicapai itu. Sambil berkongsi penat bekerja, anda boleh menarik perhatiannya dengan bercerita tentang perkara yang terjadi sepanjang hari tersebut. Di samping itu, anda bolehlah menyelitkan beberapa perkara yang perlu diketahuinya.
Perkara yang perlu dilakukan pada lima tahun pertama perkahwinan
· Kenal hobi pasangan
Sertai minatnya itu. Jangan sesekali menyekat pergaulan suami dengan rakan-rakannya. Luangkan masa menyertai acara atau aktiviti yang diminati pasangan. Pada masa yang sama, anda berpeluang menarik pasangan menyertai aktiviti yang anda minati.
· Sikap berterus-terang
Sekiranya anda merasakan sesuatu yang berlaku atau tidak kena pada pasangan, jangan sesekali memendamkan perasaan itu. Berani berterus-terang dan jangan mudah berputus asa, sebaiknya cari jalan penyelesaian dengan baik.
· Sentiasa berdoa Memohon keberkatan daripada-Nya sedikit sebanyak dapat meredakan perasaan seseorang, di samping dapat memelihara keutuhan sesebuah rumah tangga. Jadi, anda dinasihati agar sentiasa memohon rahmat dan perlindungan daripada Allah s.w.t

Jumaat, 8 Januari 2010

Hayati Solat Kita

Segala puji bagi Allah ,Tuhan yang menciptakan kita dari Air yang hina Sehingga menjadi bayi seterusnya menjadi manuasia. Tetapi apabila dewasa atau matang kenapa kita melawan segala Suruhan Nya . Adakah kita tidak mengenang budi ,Allah yang menciptakan dan dengan Rezeki yang kita dapat setiap hari dan menberikan udara untuk kita bernafas setiap hari tidakkan kita berfikir atau bersyukur dengan segala anugerahNya. Jadi di kesempatan ini saya sebarkan/forwardkan makna bacaan solat yang kita baca setiap hari…………… untuk dijadikan renungan dan ikibar yang boleh kita hayati .



Allah Maha Besar



Doa Iftitah

Allah Maha Besar dan segala puji bagi Allah dengan banyaknya. Maha Suci Allah sepanjang pagi dan petang. Aku hadapkan wajahku bagi Tuhan yang mencipta langit dan bumi, dengan suasana lurus dan berserah diri dan aku bukan dari golongan orang musyrik. Sesungguhnya solatku, Ibadatku, hidupku, matiku adalah untuk Allah Tuhan sekelian alam. Tidak ada sekutu bagiNya dan kepadaku diperintahkan untuk tidak menyekutukan bagiNya dan aku dari golongan orang Islam.



Al-Fatihah

Dengan nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Mengasihani. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Yang Maha Pemurah lagi Maha Mengasihani. Yang menguasai hari pembalasan. Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada Engkau kami mohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus. Iaitu jalan orang-orang yang Engkau kurniakan nikmat kepada mereka, bukan jalan mereka yang Engkau murkai dan bukan jalan mereka yang sesat.



Bacaan ketika rukuk

Maha Suci TuhanKu Yang Maha Mulia dan dengan segala puji-pujiannya.



Bacaan ketika bangun dari rukuk

Allah mendengar pujian orang yang memujinya.



Bacaan ketika iktidal

Wahai Tuhan kami, bagi Engkaulah segala pujian.



Bacaan ketika sujud

Maha Suci TuhanKu yang Maha Tinggi dan dengan segala puji-pujiannya.



Bacaan ketika duduk di antara dua sujud

Ya Allah, ampunilah daku,Rahmatilah daku, kayakan daku, angkatlah darjatku, rezekikan daku, berilah aku hidayah, sihatkanlah daku dan maafkanlah akan aku.



Bacaan ketika Tahiyat Awal

Segala penghormatan yang berkat solat yang baik adalah untuk Allah. Sejahtera atas engkau wahai Nabi dan rahmat Allah serta keberkatannya. Sejahtera ke atas kami dan atas hamba-hamba Allah yang soleh. Aku naik saksi bahawa tiada Tuhan melainkan Allah dan aku naik saksi bahawasanya Muhammad itu adalah pesuruh Allah. Ya Tuhan kami, selawatkanlah ke atas Nabi Muhammad.



Bacaan ketika Tahiyat Akhir

Segala penghormatan yang berkat solat yang baik adalah untuk Allah. Sejahtera atas engkau wahai Nabi dan rahmat Allah serta keberkatannya. Sejahtera ke atas kami dan atas hamba-hamba Allah yang soleh. Aku naik saksi bahawa tiada Tuhan melainkan Allah dan aku naik saksi bahawasanya Muhammad itu adalah pesuruh Allah. Ya Tuhan kami, selawatkanlah ke atas Nabi Muhammad dan ke atas keluarganya. Sebagaimana Engkau selawatkan ke atas Ibrahim dan atas keluarga Ibrahim. Berkatilah ke atas Muhammad dan atas keluarganya sebagaimana Engkau berkati ke atas Ibrahim dan atas keluarga Ibrahim di dalam alam ini. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Agung.



Doa Qunut

Ya Allah, berilah aku petunjuk sebagaimana orang-orang yang telah Engkau tunjuki. Sejahterakanlah aku sebagaimana orang-orang yang telah Engkau sejahterakan. Pimpinlah aku sebagaimana orang-orang yang telah Engkau pimpin. Berkatilah hendaknya untukku apa-pa yang telah Engkau berikan padaku. Jauhkanlah aku daripada segala kejahatan yang telah Engkau tetapkan. Sesungguhnya hanya Engkau sahajalah yang menetapkan, dan tidak sesiapapun yang berkuasa menetapkan sesuatu selain daripada Engkau. Sesungguhnya tidak terhina orang yang memperolehi pimpinanMu. Dan tidak mulia orang-orang yang Engkau musuhi. Telah memberi berkat Engkau, ya Tuhan kami dan maha tinggi Engkau. Hanya untuk Engkau sahajalah segala macam puji terhadap apa-apa yang telah Engkau tetapkan. Dan aku minta ampun dan bertaubat kepada Engkau. Dan Allah rahmatilah Muhammad, Nabi yang ummi dan sejahtera keatas keluarganya dan sahabat-sahabatnya.





"Wahai Tuhan ku,aku tak layak untuk kesyurgamu ...namun tak pula aku sanggup keNerakamu.. ..kami lah hamba yang mengharap belas kasihan darimu ."Ya allah jadikan lah kami hamba-hamba mu yang bertaqwa.. ampunkan dosa-dosa kami . kedua ibubapa kami .dosa semua umat Islam yang masih hidup mahupun yang telah meninggal dunia"



Wallahu’la

PENEBUS RASA BERSALAH

Abah berwasiat supaya kubur abah dan mak jangan dijadikan mangsa "penebus rasa bersalah" anak-anak.

Maksudnya begini:

Semasa ibu dan bapa masih hidup, anak-anak mengabaikan tanggungjawab mereka atas pelbagai alasan (sila rujuk kitab-kitab muktabar tentang tanggungjawab anak terhadap ibubapa) - alasan sibuk dengan urusan dunia yang tak akan habis sampai bila-bila, sibuk dengan urusan anak, isteri/suami masing-masing, sibuk dengan itu dan ini, hingga lah "tiba-tiba" salah seorang atau kedua-dua ibubapa mereka diperintah Allah untuk kembali kepadaNya... .. (sebenarnya tak ade kematian yang mengejut atau tiba-tiba - setiap kematian itu telah dirancang Allah lama sebelum manusia itu dijadikanNya. ... "tiba-tiba" itu hanya "tuduhan" manusia kerana bukankah kita rasa seronok hidup! Malahan pujangga dengan angkuhnya mendeklamasikan "aku mahu hidup 1,000 tahun lagi!)....

Dalam kesedihan kerana kematian mereka, timbul lah rasa bersalah si anak kerana telah mengabaikan mereka semasa hayat, maka dilakukanlah perkara-perkara seperti berikut:

1. upah orang bacakan Al Quran 40 hari, 40 malam (anak tidak pulak membacanya kerana maklum lah sibuk belaka....)

2. upah orang bina kubur yang tercantik dan terhebat ("mak/abah memang patut diberi penghargaan ini kerana jasa mereka kepada aku"...)

3. tabur berbagai-bagai bunga atas kubur ("aku sayangkan mak/abah"... walhal semasa hidup mereka, sekuntum bunga pun tidak pernah dihadiahkan! )

4. cetak kitab Yaasin (siap tulis kat kulit depan "sempena kematian ibu/bapaku tersayang... .") dan edarkan kepada masjid - macamlah surau dan masjid tak cukup-cukup kitab Yaasin

5. buat kenduri panggil "orang masjid" bacakan doa tahlil (maklum lah, anak tak sempat mendoakan ibubapanya. lagi pun "doa orang masjid ni lebih berkat"....)

6. buat pelbagai kenduri "hari peringatan ke-3, ke-7, tahun ke-47....." kematian ibubapa

7. sedekah pisang kat masjid......

8.. buat upah umrah setiap tahun (walhal dulu semasa hayat mereka, langsung "takde bajet nak hantar mak/abah gi umrah"; lagi pun keperluan umrah itu hanya sekali sepanjang hayat sahaja!)


Selepas itu boleh lah si anak tidur lena dan sempat pula membidas adik beradik lain dengan berkata, "aku dah tunaikan tanggungjawab aku pada bapak/mak. Kau tak buat ke?"

Abah panggil semua ini sebagai "sindrom penebus rasa bersalah"- kerana "dulu aku tak buat semua itu, maka sekarang aku dah buat semua ini, jadi aku tak bersalah lagi!".....

Kalau inilah yang bakal terjadi kepada abah dan mak, maka abah berwasiat di sini, TAK PAYAH LAH anak-anak abah bersusah payah membuat pelbagai justifikasi dengan sindrom penebus rasa bersalah.... . memadai lah diselitkan satu ayat yang tak sampai satu nafas nak menyebutnya - "Ya Allah, ampunkan lah ibu bapa ku". Takde belanja wang ringgit, tak payah cari orang, tak payah susahkan diri.

Sempurnakan solat (wajib untuk penebus diri sendiri masing-masing) dan doa lah meminta apa-apa dari Allah (untuk mendapat penebus diri sendiri masing-masing) dan selitkan lah ayat di atas(sebagai penebus diri sendiri dan untuk keselamatan ibubapa di alam barzah dan alam akhirat).

Abah doakan apa-apa amal jariah yang abah dan mak lakukan dan apa-apa ilmu bermanfaat yang abah dan mak ajarkan kepada sesiapa pun dan diamalkannya - agar semua ini diterima Allah sebagi pelaburan kami di akhirat. Semoga semua anak-anak yang lahir dari sulbi kami menyempurnakan janji-janji mereka kepada Allah untuk menjadi hamba-hambaNya yang beramal soleh. Itu lah 3 harta yang akan mengiringi kami ke kubur dan tinggal kekal menemani kami sehingga kiamat....... ..

Ambil iktibar dari lampiran di bawah.


Larangan dari Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam: Dari Jabir radhiyallahu 'anhu, dia berkata, "Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam telah melarang kuburan dikapur (di simen), dijadikan tempat duduk, dan juga didirikan bangunan diatasnya.."

(Hadith Riwayat Imam Muslim)

Dan membawa bunga-bungaan / jambak-jambak bunga dan seumpamanya bersama jenazah adalah diharamkan yang telah menular di kalangan orang-orang Islam
kerana mengikuti adat-adat orang kafir dan Melayu kunoh dalam upacara-upacara jenazah mereka. Juga kerana perbuatan tersebut boleh mensia-siakan harta tanpa faedah dan memberi makna bermegah-megah dan berbangga.
Manakala hukumnya adalah haram jika kubur dibina menggunakan marmar (marble) dan seumpamanya, kerana amat berlawanan dengan ajaran Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam, juga kerana terdapat pembaziran harta yang
ditegah syarak serta terdapat sifat bermegah dan menunjuk yang amat
dimurkai Allah subhanahuwata' ala.

Ali bin Abi Talib radhiyallahu 'anhu berkata kepada Abi Hayyaj Al-Asadi,

"Tidakkah kamu mahu aku utuskan kamu untuk melakukan perkara yang aku
diutuskan oleh Rasulullah untuk melakukan? Kamu hendaklah meruntuhkan
semua berhala dan meratakan semua kubur yang ditinggikan orang."

(Hadith Riwayat Imam Muslim)

Wallahu’alam.
tq choq

Rabu, 6 Januari 2010

Tanda-tanda Sakit

Tanda-tanda sakit yang selalu kita rasakan berhubung kait dengan fungsi badan yang lain. Bacalah untuk menilai sejauh mana kesihatan diri anda :-
1. MATA (Bertindak balas dengan keadaan hati).
i) Mata menjadi merah : Hati mengandungi paras toksin yang tinggi.Mata menjadi merah menandakan badan kita sedang dalam proses pembuangan toksin..
ii) Mata menjadi kabur : Sering berlaku pada waktu pagi. Menandakan proses penyeimbangan hati sedang berlaku..
iii) Keluar tahi mata : Fungsi hati lemah, pembuangan toksin sedang berlaku. Ini juga menunjukkan badan mengandungi asid berlebihan.
iv) Keluar air mata : Gangguan emosi yang bersangkut dengan hati atau bebanan kerjav) Ketegangan mata dan kelopak : Tekanan perasaan kerana tidak puas hati atau bebanan yang berat.

2. HIDUNG
Hidung mempunyai hubungan rapat dengan paru-paru dan kerongkong.
i) Selesema : Proses pembuangan toksin di bahagian kerongkong. Badan mengandungi asid berlebihan (biasanya suhu badan meningkat).
ii) Hidung sumbat : Paru-paru mengandungi toksin yang berlebihan.Proses menyeimbangkan masalah alahan hidung.
iii) Bersina. Proses membuang toksin di bahagian kerongkong.b. Proses menyeimbangkan masalah alahan hidung...

3. Batuk
a. Batuk keluar kahak : Proses membuang toksin di bahagian kerongkong.
b. Batuk tanpa kahak : Paru-paru mengandungi toksin yang berlebihan. Biasanya kahak pekat keluar selepas beberapa hari memakan RG..
c. Batuk dan berasa gatal di kerongkong : Proses membuang toksin di bahagian kerongkong dan paru-paru, biasanya berlaku pada orang yang banyak merokok atau terdedah kepada udara yang tercemar.

4. KERONGKONG
i) Kerongkong kering. Proses membuang toksin sedang berlakudi seluruh badan. Ini adalah tanda bahawa badan kita memerlukan banyak air untuk membuang toksin.
ii) Sakit kerongkong.. Seperti di atas. Paras keracunan lebih serius.

5. BIBIR (Berkaitan dengan fungsi sistem penghadaman)
i) Bibir pucat
a. Sistem penghadaman yang lemah.
b. Perut mengandungi angin.
c. Kurang darah yang disebabkan oleh sistem penghadaman yang kurang sempurna dan mengakibatkan kekurangan zat besi. Sepatutnya diperkuatkan fungsi penghadaman dahulu dengan RG sebelum memakan zat besi.
ii) Bibir kering dan pecah. Perut mengandungi banyak bahan toksin.

6. MULUT DAN LIDAH : Berkaitan dengan fungsi jantung dan sistem pengedaran darah.
i) Lidah atau gusi bengkak, sakit : Menunjukkan jantung mempunyai masalah, seperti lemak yang berlebihan, injap menjadi lemah, saluran koronari tersumbat dan lain-lain lagi.
ii) Lidah, tisu mulut atau gusi menjadi pecah-pecah (ulser). Menandakan darah mengandungi asid berlebihan.
iii) Mulut berbau busuk . Proses penyeimbangan fungsi perut untuk pembuangan toksin.

7. TELINGA: Berkaitan dengan buah pinggang
.i) Telinga terasa tersumbat : Buah pinggang mengandungi toksin berlebihan.
ii) Telinga berdengung : Sedang merawat buah pinggang yang lemah.Biasanya tapak kaki terasa sakit ketika bangun pagi dan sakit itu hilang setelah berjalan-jalan.

8.. KULIT Berpeluh :
a) Peluh masin : Badan mengandungi lebihan asid urik.
b) Peluh berbau : Badan menyingkirkan toksin melalui perpeluhan.

9. RUAM DAN BISUL :Badan menyingkirkan toksin yang berlemak dan toksin yang tidak larut dalam air.

10. KULIT GATAL DENGAN RUAM : Proses menyingkirkan toksin melalui kulit akibat terlalu banyak memakan ubat yang mengandungi bahan kimia.

11. KULIT PECAH DAN BERAIR:Proses pembuangan toksin yang larut dalam air.Sapukan serbuk Ganoderma pada kulit berkenaan.

12. RAMBUT GUGUR :Menandakan fungsi buah pinggang yang lemah. Selepas proses gugur, rambut akan tumbuh semula dengan lebih sihat dan subur.


13. SENDI-SENDI, TANGAN DAN KAKI
a... Sakit Sendi
i) Rasa panas. Menunjukkan terdapat luka di bahagian sendi berkenaan dan tanda- tanda penyakit pirai (gout).
ii) Tidak rasa panas .Tanda-tanda sakit lenguh (rheumatism) .
iii) Sakit di bahagian bahu. Menandakan saluran darah telah menjadi keras dan fungsi metabolisme tidak seimbang.
b) KEBAS TANGAN :Pengaliran darah di bahagian atas badan tidak lancar.
c) KEBAS TANGAN KIRI DAN LENGAN : Tanda-tanda lemah atau sakit jantung. Jika rasa kebas menjadi sakit di bahagian lengan dan kekal di sana , ini menandakan serangan sakit jantung mungkin berlaku.
d) KEBAS KAKI :Pengaliran darah di bahagian bawah badan tidak lancar.
e) SAKIT TAPAK KAKI :Menandakan buah pinggang lemah. Biasanya disebabkan oleh kekurangan senaman dan duduk terlalu lama.
f) SAKIT TUMIT KAKI :Menunjukkan kelemahan fungsi alat kelamin.
g) RASA PANAS DI TAPAK KAKI : Penyeimbangan fungsi buah pinggang akibat lemah tenaga batin.
h) GATAL DI CELAH-CELAH JARI KAKI : Menunjukkan tanda awal penyakit kaki busuk (Hong Kong Foot).

14. TANDA-TANDA DALAMAN

A.. KEPALA.Secara amnya, segala tindak balas yang berlaku di bahagian kepala mempunyai kaitan dengan sistem pengaliran darah, jantung dan saraf otak.

B. PENING/SAKIT DI BAHAGIAN DEPAN KEPALAMenandakan sakit tekanan jiwa (neurosis) akibat bebanan mental dan banyak berfikir.

C. PENING/SAKIT DI BAHAGIAN BELAKANG KEPALA

i) Bahagian atas . Menunjukkan penyakit tekanan darah tinggi.
ii) Bahagian bawah (tengkuk). Menunjukkan penyakit tekanan darah tinggi atau tekanan darah.

D. SAKIT KEPALA DAN RASA GAS KELUAR DARI TELINGA :Menandakan penyakit migrain.

E. BISUL TERJADI DI KEPALATanda pembuangan toksin sedang berlaku. Kadang-kadang dikaitkan dengan penyakit migrain.

F. RASA PENING YANG MEMUSINGTanda kurang darah atau pengaliran darah tidak lancar.


15. MULUT/KERONGKONG/ LIDAH

a. LOYA/MUNTAH . Tanda penyakit lelah. Pembuangan bahan toksik dari bahagian perut.b. MUNTAH DARAH
i) Darah merah : Pembuangan tisu yang sudah rosak di bahagian kerongkong dan
ii) Darah hitam: Pembuangan tisu yang sudah rosak di bahagian perut; misalnya penyakit ulser.

16. LIDAH RASA TEGANG DAN PENDEK : Tanda sakit jantung.

17. KELUAR AIR LIUR YANG PEKAT . Proses pembuangan toksin dari kerongkong akibat jangkitan kuman

18. KENCING

a) KERAP KENCING ; Menunjukkan buah pinggang mengandungi kotoran yang
b) AIR KENCING BERKAPUR Menunjukkan penyakit batu karang dalam buah pinggang
c) AIR KENCING BERMINYAK : Menunjukkan buah pinggang mengandungi kotoran berlemak.
d) AIR KENCING PEKAT BERWARNA COKLAT :Menandakan proses pembuangan toksin sedang berlaku.
e) AIR KENCING BERDARAH : Penyakit batu karang atau buah pinggang luka.

19. BUANG AIR BESAR

a) CIRIT-BIRIT/ KERAP BUANG AIR BESAR: Membersihkan kotoran/keracunan dari usus besar. Cirit-birit dengan serta merta selepas memakan RG, menandakan penyakit barah di bahagian usus besar.
b) SEMBELIT: Membersihkan toksin dari usus kecil.
c) NAJIS BERDARAHi) Darah merah : Masalah penyakit buasir atau barah di bahagian usus.ii) Darah hitam: Masalah penyakit ulser perut.
d) NAJIS BERWARNA HITAM : Menunjukkan proses pembuangan toksin di bahagian usus sedang berlaku.

20. BADAN

a) RASA SAKIT : Secara amnya, segala kesakitan badan adalah disebabkan saluran darah.
i) Sakit menyucuk : Proses menyeimbangkan urat saraf.
ii) Sakit sengal: Menandakan luka di dalam badan.
iii) Sakit menyentap: Proses menyeimbangkan urat saraf yang berkaitan dengan organ-organ badan.
iv) Sakit menegang : Proses melancarkan pengaliran darah.

b) BADAN TERASA BERAT/ MALAS/ LENGUH .Badan mengandungi asid yang berlebihan. Proses penyeimbangan

c) BADAN TERASA PANAS . Badan mengandungi asid yang berlebihan. Ini menandakan badan memerlukan banyak air untuk menjalankan proses pembuangan toksin.

d) BADAN TERASA RINGAN : Menandakan badan segar dan proses awet muda sedang berlaku.


21. RASA TAKUT MENGEJUT : Lemah fungsi buah pinggang. Tenaga batin lemah.

22. CEPAT NAIK DARAH/MARAH : Fungsi hati lemah. Tekanan darah tinggi.

23. RASA BIMBANG DAN TAKUT: Sistem paru-paru yang lemah.

24. RASA SERONOK ATAU BIMBANG TANPA SEBAB :
i) Sistem jantung yang lemah.
ii) Sistem saraf otak yang lemah.
iii) Masalah pengaliran darah.


25. SUKA BERFIKIR DAN BERKHAYAL : Sistem penghadaman yang lemah.

Wallahu’alam

AMALAN TERBAIK DALAM HIDUP

terima kasih choq di atas murahnya hati untuk bersama-sama menghayati keindahan Islam...


1. Sesiapa yang berwuduk saat ingin tidur dan meminta supaya ALLAH berikan kebaikan dunia dan akhirat pasti akan di kabulkan – Tirmizi. Sunat tidur dalam keadaan berwuduk.

2. Sesiapa yang berselawat tidak kiralah banyak mana hitunganya setiap hari akan dapat keberkatan dalam apa jua dengan syarat ia berusaha mencari keredhaanNya.

3. Sesiapa yang berselawat 41 kali sehari, insyaALLAH, akan dihindarkan daripada sifat tercela seperti hasad dengki, riak dsbnya dalam dirinya.

4. Berselawat 33 kali sehari dapat menjernihkan hati, mudah memahami akan sesuatu ilmu yang diajarkan, di samping beroleh ketenangan fikiran.

5. ALLAH akan hapuskan dosa-dosa kecil dengan kita mengamalkan berselawat sebanyak 11 kali tiap kali selesai menunaikan solat fardu.

6. Sewaktu menghadapi hidangan, Nabi membiasakan diri dengan mengambil makanan yang terdekat, kemudian baru di ambil hidangan yang lainnya sebagai simbolik kesopanan.

7. Amalkan membaca selawat sebanyak 1000 kali sehari, insyaALLAH akandi kurniakan kebijaksanaan pemikiran. Di samping itu berusahalah untuk menerokai pelbagai ilmu.

8. Sesiapa yang berniat mandi(untuk solat jumaat) kemudian pakai pakaian terbaik & wangian lalu solat jumaat, dosanya akan diampun hingga jumaat berikutnya-Ahmad.

9. Sesiapa yang mengamalkan berselawat 11 kali tiap hari, dengan izin ALLAH dirinya akan lebih dihargai oleh orang lain.

10. Uthman bin Affan riwayatkan bahawa Nabi SAW apabila berwuduk, beliau membasahi janggutnya-Tirmizi

11. Nabi tidak pernah mencela makanan. Jika baginda suka, dia makan dan sebaliknya beliau tinggalkan-Bukhari. Apatah lagi jika makanan itu pemberian orang lain.

12. Sahabat meriwayatkan: Aku lihat Nabi SAW makandengan 3 jari(ibu jari telunjuk & tengah)-Muslim. Jarang sekali beliau makan dengan 4 @ 5 jari kecuali ada keperluan

13. Menurut Sayyid Ahmad dahlan, sesiapa berselawat walau sekali pada malam jumaat, saat mautnya kelak akan dipermudahkan ALLAH seperti yang dihadapi oleh para nabi

14. Setiap penyakit ada penawarnya. Bacalah selawat tujuh kali pada air dan minum. InsyaALLAH, perut yang sakit atau memulas akan sembuh

15. Perbaharui wuduk tiap kali bersolat krn padanya terdapat banyak fadhilat. Hadith: Sesiapa yang berwuduk dalam keadaan suci, ALLAH catatkan 10 kebaikan baginya-Abu Dawud.

16. Sesiapa yang mengamalkan membaca selawat tiga kali setiap selepas solat lima waktu akan dihilangkan kebuntuan fikiran dalam menghadapi apa jua masalah

17. Nabi SAW sering menghadap kekanan sedikit setelah solat berjemaah supaya makmum dapat melihat wajahnya. Sebaiknya imam berzikir dan doa seketika bersama makmum

18. Allah akan hapuskan dosa-dosa kecil dengan kita mengamalkan beselawat sebanyak 11 kali tiap kali selesai menunaikan solat fardu

19. Nabi tak makan sambil bersandar-Bukhari. Ertinya, baginda makan dengan duduk condong sedikit ke hadapan bagi elakkan dirinya terlalu kenyang & mudahkan penghadaman

20. Menurut Syihab Ahmad, sesiapa berselawat tiga kali tiap selesai solat subuh, Maghrib dan isyak, ALLAH akan menghindarkannya drp sebarang bencana

21. Nabi sering beristinsyaq air kedalam hidung dan menghembuskannya. Selain membersihkan, ia juga mengelakkan sebarang penyakit yang berkaitan dengan hidung

22. Setelah bersolat Nabi memohon ampun ( astagfirullahalazii m) tiga kali-Muslim. Dalam riwayat yang lain, Nabi adakalanya beristighfar 75 kali sehari

23. Sesiapa yang amalkan berselawat sebanyak 1000 kali tiap hari, ALLAH akan memeliharanya daripada sebarang ancaman musuh serta bahaya fitnah

24. Apabila Nabi tidur, ia dahulukan mengiring sebelah kanan – Bukhari. Dari segi kesihatan, cara berkenaan baik untuk jantung (yang berada di kiri badan) mengepam darah

25. Amalan berselawat secara teratur setiap hari mampu membersihkan kekeruhan jiwa, dipermudahkan ALLAH segala urusan dan mendapat keampunan daripadaNYA

26. Tika Nabi tidur, ia membaca surah Al-Ikhlas,Al- Falaq dan An-Naas lalu meniup telapak tangan serta menyapu keseluruh tubuh)mohon perlindunganNYA) – Bukhari

27. Membaca selawat 10 kali pada setiap waktu pagi dan petang akan memperolehi keredhaan serta dijauhkan diri daripada mendapat kemurkaan ALLAH

28. Wuduk dahulu jika ingin tidur sekalipun dalam keadaan junub. Nabi menyarankan, cukup dengan bersihkan kemaluan dan berwuduk tanpa perlu mandi wajib jika ingin tidur

29. Munurut As-Shawi, sesiapa yang membaca selawat secara rutin, akan terpelihara hatinya daripada gangguan serta tipudaya syaitan yang melalaikan

30. Silangkan kaki jika tidur di masjid. Hadith: Sahabat melihatNabi berbaring di masjid dgn satu kakinya atas kaki yang lain (krn bimbang terdedah aurat) – Bukhari

31. Sesiapa yang membaca selawat sebanyak tujuh kali selama tujuh Jumaat berturut-turut, ia bakal mendapat syafaat (pertolongan) daripada baginda SAW

32. Adakalanya Nabi SAW amat menyukai doa-doa yang ringkas (mudah) – Abu dawud. Baginda mementingkan kualiti doa itu sendiri dengan sedikit tetapi maknanya yang menyeluruh
33. Menurut Al-Hafiz Dimyati, sesiapa yang berhajat menemui Nabi SAW dalam mimpinya maka amalkan membaca selawat sebanyak 70 kali sehari

34. Setelah bersolat Nabi SAW mohon ampun (astagfirullahalazi im) tiga kali – Muslim. Dalam riwayat yang lain, Nabi adakalanya beristighfar 75 kali sehari

35. Nabi seorang yang berpsikologi dalam memberi nasihat. Nabi memilih waktu yang sesuai untuk menasihati sahabat supaya mereka tidak bosan (atau tersinggung) – bukhari

36. Ada riwayat yang menyatakan bahawa amalan berselawat 80 kali tiap selepas solat asar pada hari jumaat, insyaALLAH akan dihapuskan dosa-dosa kecil seseorang

37. Menutup mulut dan rendahkan suara tika bersin. Hadith: Apabila Nabi bersin, beliau letakkan tangan atau pakaiannya dimulut (kerana dibimbangi terpercik) – Abu Dawud

38. Jiwa yang gelisah dapat ditenangkan dengan zikir, termasuklah berselawat sekerap yang mungkin kerana ALLAH itu Maha Luas rahmatNya

39. Sabda Nabi SAW: Barangsiapa yang berselawat kepadakusebanyak 100 kali pada hari jumaat, maka ia akan datang pada hari kiamat dengan keadaan bercahaya – Abu Naim

40. Nabi tidak pernah menolak hadiah. Hadith: nabi selalu terima hadiah & amat menghargainya – Bukhari

41. Sesiapa yang sering mengamalkan berselawat pada setiap hari, ALLAH akan bukakan pintu rahmat dan rezeki yang tidak disangka-sangka baginya

42. Selalu memilih yang lebih mudah. Hadith: Mudahkan sesuatu & jangan kamu sukarkannya – Muttafaq Alaih

43. Berdiri apabila melihat iringan jenazah. Hadith: Apabila kamu sekalian melihat jenazah ( yang diusung), maka berdirilah (sbg tanda penghormatan) - Muttafaq Alaih


44. Ulamak berpendapat, sesiapa yang amalkan selawat saban hari tak kira berapa hitungannya, InsyaALLAH dihindarkan daripada taun & wabak penyakit berbahaya yang lain

45. Bersujud syukur jika dapat khabar gembira. Nabi sering melakukannya ketikaberoleh khabar yang menyenangkan sebagai tanda syukur hamba terhadap ALLAH – Abu dawud

46. Membaca selawat 1000 kali selepas Solat Hajat dua rakaat mampu meenghilangkan keresahan, rasa dukacita serta dikabulkan ALLAH akan hajatnya

47. Beri salam hingga tiga kali sahaja. Bahawasanya Nabi (apabila mendatangi rumah sahabat) beri salam hingga 3 kali – Bukhari. Jika salamnya tak berjawab, beliau beredar

48. Menurut para ulamak, sesiapa yang inginkan saat kematiannya dalam kesudahan yang baik, maka berselawatlah seban yak 10 kali setiap selesai solat Maghrib

49. Melakukan pekerjaan rumah. Hadith: Bantuan terhadap isterimu itu adalah sedekah-Ad-Dailami

50. Para ulamak berpendapat, ALLAH sempurnakan hajat yang baik dengan senantiasa berselawat 40 hingga 100 kali setiap hari, di ikuti dengan usaha yang berterusan.

Wallahua’lam.

Jubah Buat Ibu

suatu kisah yang dikirimkan oleh seorang sahabat lama...

"Apa nak jadi dengan kau ni Along? Bergaduh! Bergaduh! Bergaduh! Kenapa kau degil sangat ni? Tak boleh ke kau buat sesuatu yang baik, yang tak menyusahkan aku?", marah ibu. Along hanya membungkam. Tidak menjawab sepatah apapun. "Kau tu dah besar Along. Masuk kali ni dah dua kali kau ulang ambil SPM, tapi kau asyik buat hal di sekolah. Cuba la kau ikut macam Angah dengan Alang tu. Kenapa kau susah sangat nak dengar nasihat orang hah?", leter ibu lagi. Suaranya kali ini sedikit sebak bercampur marah. Along terus membatukan diri. Tiada sepatah kata pun yang keluar dari mulutnya. Seketika dia melihat si ibu berlalu pergi dan kembali semula dengan rotan di tangannya. Kali ini darah Along mula menderau. Dia berdoa dalam hati agar ibu tidak memukulnya lagi seperti selalu. "Sekarang kau cakap, kenapa kau bergaduh tadi? Kenapa kau pukul anak pengetua tu? Cakap Along, cakap!" Jerkah ibu. Along semakin berdebar-debar namun dia tidak dapat berkata-kata. Suaranya bagai tersekat di kerongkong. Malah, dia juga tidak tahu bagaimana hendak menceritakan hal sebenar. Si ibu semakin bengang. " Jadi betul la kau yang mulakan pergaduhan ye!? Nanti kau, suka sangat cari penyakitkan, sekarang nah, rasakan!" Si ibu merotan Along berkali-kali dan berkali-kali jugaklah Along menjerit kesakitan. "Sakit bu...sakit....maafkan Along bu, Along janji tak buat lagi....Bu, jangan pukul bu...sakit bu..." Along meraung meminta belas si ibu agar tidak merotannya lagi. "Tau sakit ye, kau bergaduh kat sekolah tak rasa sakit?" Balas ibu lagi. Kali ini semakin kuat pukulan si ibu menyirat tubuh Along yang kurus itu. "Bu...ampunkan Along bu...bukan Along yang mulakan...bukan Along....bu, sakit bu..!!", rayu Along dengan suara yang tersekat-sekat menahan pedih. Along memaut kaki si ibu. Berkali-kali dia memohon maaf daripada ibunya namun siratan rotan tetap mengenai tubuhnya. Along hanya mampu berdoa. Dia tidak berdaya lagi menahan tangisnya. Tangis bukan kerana sakitnya dirotan, tapi kerana memikirkan tidak jemukah si ibu merotannya setiap hari. Setelah hatinya puas, si ibu mula berhenti merotan Along. Tangan Along yang masih memaut kakinya itu di tepis kasar. Along menatap mata ibu. Ada manik-manik kaca yang bersinar di kelopak mata si ibu. Along memandang dengan sayu. Hatinya sedih kerana telah membuatkan ibunya menangis lagi kerananya. Malam itu, Along berjaga sepanjang malam. Entah mengapa matanya tidak dapat dilelapkan. Dia asyik teringatkan peristiwa dirotan ibu petang tadi. Begitulah yang berlaku apabila ibu marahkannya. Tapi kali ini marah ibu sangat memuncak. Mungkin kerana dia menumbuk anak pengetua sewaktu di sekolah tadi menyebabkan pengetua hilang sabar dan memanggil ibunya ke sekolah untuk membuat aduan kesekian kalinya. Sewaktu di bilik pengetua, Along sempat menjeling ibu di sebelah. Namun, dia tidak diberi kesempatan untuk bersuara. Malah, semua kesalahan itu di dilemparkan kepadanya seorang. Si Malik anak pengetua itu bebas seolah-olah sedikit pun tidak bersalah dalam hal ini. Along mengesat sisa-sisa air mata yang masih bertakung di kelopak matanya. Dia berlalu ke meja tulis mencapai minyak sapu lalu disapukan pada bekas luka yang berbirat di tubuhnya dek rotanan ibu tadi. Perlahan-lahan dia menyapu ubat namun masih tetap terasa pedihnya. Walaupun sudah biasa dirotan, namun tidak seteruk kali ini Along merebahkan badannya. Dia cuba memejamkan mata namun masih tidak mahu lelap. Seketika wajah ibu menjelma diruang ingatannya. Wajah ibu suatu ketika dahulu sangat mendamaikan pada pandangan matanya. Tetapi, sejak dia gagal dalam SPM, kedamaian itu semakin pudar dan hanya kelihatan biasa dan kebencian di wajah tua itu. Apa yang dibuat serba tidak kena pada mata ibu. Along sedar, dia telah mengecewakan hati ibu dahulu kerana mendapat keputusan yang corot dalam SPM. Tetapi Along tidak pernah ambil hati dengan sikap ibu walau adakalanya kata-kata orang tua itu menyakiti hatinya. Along sayang pada ibu. Dialah satu-satunya ibu yang Along ada walaupun kasih ibu tidak semekar dahulu lagi. Along mahu meminta maaf. Dia tidak mahu menjadi anak derhaka. Fikirannya terlalu cacamarba, dan perasaannya pula semakin resah gelisah. Akhirnya, dalam kelelahan melayani perasaan, Along terlelap juga. Seminggu selepas peristiwa itu, si ibu masih tidak mahu bercakap dengannya. Jika ditanya, hanya sepatah dijawab ibu.. Itupun acuh tidak acuh sahaja. Pulang dari sekolah, Along terus menuju ke dapur. Dia mencangak mencari ibu kalau-kalau orang kesayangannya itu ada di situ. Along tersenyum memandang ibu yang terbongkok-bongkok mengambil sudu di bawah para dan kemudian mencacap makanan yang sedang dimasak itu. Dia nekad mahu menolong. Mudah-mudahan usahanya kali ini berjaya mengambil hati ibu. Namun, belum sempat dia melangkah ke dapur, adik perempuannya yang baru pulang daripada mengaji terus meluru ke arah ibu. Along terperanjat dan cuba berselindung di sebalik pintu sambil memerhatikan mereka.. " Ibu..ibu masak apa ni? Banyaknya lauk, ibu nak buat kenduri ye!?" Tanya Atih kehairanan. Dia tidak pernah melihat ibunya memasak makanan yang pelbagai jenis seperti itu. Semuanya enak-enak belaka. Si ibu yang lincah menghiris sayur hanya tersenyum melihat keletah anak bongsunya itu. Sementara Along disebalik pintu terus memerhatikan mereka sambil memasang telinganya. "Ibu, Atih nak rasa ayam ni satu boleh?" " Eh jangan, nanti dulu. Ibu tau Atih lapar, tapi tunggulah Kak Ngah dengan Alang balik dulu. Nanti kita makan sekali. Pergi naik atas mandi dan tukar baju dulu ye!", si ibu bersuara lembut. Along menarik nafas panjang dan melepaskannya perlahan. 'anak-anak kesayangan ibu nak balik rupanya..' bisik hati kecil Along. "Kak Ngah dengan Alang nak balik ke ibu?", soalnya lagi masih belum berganjak dari dapur. Si ibu mengangguk sambil tersenyum. Di wajahnya jelas menampakkan kebahagiaan. "Oooo patutlah ibu masak lauk banyak-banyak. Mmm bu, tapi Atih pelik la. Kenapa bila Along balik, ibu tak masak macam ni pun?". Along terkejut mendengar soalan Atih Namun dia ingin sekali tahu apa jawapan dari ibunya. "Along kan hari-hari balik rumah? Kak Ngah dengan Alang lain, diorang kan duduk asrama, balik pun sebulan sekali ja!", terang si ibu. "Tapi, ibu tak penah masak lauk macam ni dekat Along pun..", soal Atih lagi. Dahinya sedikit berkerut dek kehairanan. Along mula terasa sebak. Dia mengakui kebenaran kata-kata adiknya itu namun dia tidak mahu ada perasaan dendam atau marah walau secalit pun pada ibu yang sangat disayanginya. "Dah tu, pergi mandi cepat. Kejap lagi kita pergi ambil Kak Ngah dengan Alang dekat stesen bas." , arah ibu. Dia tidak mahu Atih mengganggu kerja-kerjanya di dapur dengan menyoal yang bukan-bukan. Malah ibu juga tidak senang jika Atih terus bercakap tentang Along. Pada ibu, Along anak yang derhaka yang selalu menyakiti hatinya.. Apa yang dikata tidak pernah didengarnya. Selalu pula membuat hal di sekolah mahupun di rumah. Disebabkan itulah ibu semakin hilang perhatian pada Along dek kerana marah dan kecewanya. Selepas ibu dan Atih keluar, Along juga turut keluar. Dia menuju ke Pusat Bandar sambil jalan-jalan buat menghilangkan tekanannya. Tiba di satu kedai, kakinya tiba-tiba berhenti melangkah Matanya terpaku pada sepasang jubah putih berbunga ungu yang di lengkapi dengan tudung bermanik. 'Cantiknya, kalau ibu pakai mesti lawa ni....' Dia bermonolog sendiri. Along melangkah masuk ke dalam kedai itu. Sedang dia membelek-belek jubah itu, bahunya tiba-tiba disentuh seseorang. Dia segera menoleh. Rupa-rupanya itu Fariz, sahabatnya. "La...kau ke, apa kau buat kat sini?", tanya Along ingin tahu sambil bersalaman dengan Fariz.. "Aku tolong jaga butik kakak aku. Kau pulak buat apa kat sini?", soalnya pula. "Aku tak de buat apa-apa, cuma nak tengok-tengok baju ni. Aku ingat nak kasi mak aku!", jelas Along jujur. "waa...bagus la kau ni Azam. Kalau kau nak beli aku bagi less 50%. Macammana?" Terlopong mulut Along mendengar tawaran Fariz itu. "Betul ke ni Riz? Nanti marah kakak kau!", Along meminta kepastian. "Untuk kawan baik aku, kakak aku mesti bagi punya!", balas Fariz meyakinkannya. "Tapi aku kena beli minggu depan la. Aku tak cukup duit sekarang ni." Cerita Along agak keseganan. Fariz hanya menepuk mahunya sambil tersenyum. "Kau ambik dulu, lepas tu kau bayar sikit-sikit.." Kata Fariz . Along hanya menggelengkan kepala tanda tidak setuju. Dia tidak mahu berhutang begitu. Jika ibunya tahu, mesti dia dimarahi silap-silap dipukul lagi. "Dekat kau ada berapa ringgit sekarang ni?", soal Fariz yang benar-benar ingin membantu sahabatnya itu. Along menyeluk saku seluarnya dan mengeluarkan dompet berwarna hitam yang semakin lusuh itu. "Tak sampai sepuluh ringgit pun Riz, tak pe lah, aku datang beli minggu depan. Kau jangan jual dulu baju ni tau!", pesan Along bersungguh-sungguh. Fariz hanya mengangguk senyum. Hari semakin lewat. Jarum pendek sudah melangkaui nombor tujuh. Setelah tiba, kelihatan Angah dan Alang sudah berada di dalam rumah. Mereka sedang rancak berbual dengan ibu di ruang tamu. Dia menoleh ke arah mereka seketika kemudian menuju ke dapur. Perutnya terasa lapar sekali kerana sejak pulang dari sekolah petang tadi dia belum makan lagi. Penutup makanan diselak. Syukur masih ada sisa lauk-pauk yang ibu masak tadi bersama sepinggan nasi di atas meja. Tanpa berlengah dia terus makan sambil ditemani Si Tomei, kucing kesayangan arwah ayahnya. "Baru nak balik waktu ni? Buat hal apa lagi kat luar tu?", soalan ibu yang bernada sindir itu tiba-tiba membantutkannya daripada menghabiskan sisa makanan di dalam pinggan. "Kenapa tak makan kat luar ja? Tau pulak, bila lapar nak balik rumah!", leter ibu lagi. Along hanya diam. Dia terus berusaha mengukir senyum dan membuat muka selamber seperti tidak ada apa-apa yang berlaku. Tiba-tiba Angah dan Alang menghampirinya di meja makan. Mereka berdiri di sisi ibu yang masih memandang ke arahnya seperti tidak berpuas hati. "Along ni teruk tau. Suka buat ibu susah hati. Kerana Along, ibu kena marah dengan pengetua tu." Marah Angah, adik perempuannya yang sedang belajar di MRSM. Along mendiamkan diri.. Diikutkan hati, mahu saja dia menjawab kata-kata adiknya itu tetapi melihat kelibat ibu yang masih di situ, dia mengambil jalan untuk membisu sahaja.. "Along! Kalau tak suka belajar, berhenti je la. Buat je kerja lain yang berfaedah daripada menghabiskan duit ibu", sampuk Alang, adik lelakinya yang menuntut di sekolah berasrama penuh. Kali ini kesabarannya benar-benar tercabar. Hatinya semakin terluka melihat sikap mereka semua. Dia tahu, pasti ibu mengadu pada mereka. Along mengangkat mukanya memandang wajah ibu. Wajah tua si ibu masam mencuka. Along tidak tahan lagi. Dia segera mencuci tangan dan meluru ke biliknya. Perasaannya jadi kacau. Fikirannya bercelaru. Hatinya pula jadi tidak keruan memikirkan kata-kata mereka. Along sedar, kalau dia menjawab, pasti ibu akan semakin membencinya. Along nekad, esok pagi-pagi, dia akan tinggalkan rumah. Dia akan mencari kerja di Bandar. Kebetulan cuti sekolah selama seminggu bermula esok. Seperti yang dinekadkan, pagi itu selesai solat subuh, Along terus bersiap-siap dengan membawa beg sekolah berisi pakaian, Along keluar daripada rumah tanpa ucapan selamat. Dia sekadar menyelitkan nota buat si ibu menyatakan bahawa dia mengikuti program sekolah berkhemah di hutan selama seminggu. Niatnya sekadar mahu mencari ketenangan selama beberapa hari justeru dia terpaksa berbohong agar ibu tidak bimbang dengan tindakannya itu. Along menunggang motorsikalnya terus ke Pusat Bandar untuk mencari pekerjaan. Nasib menyebelahinya, tengah hari itu, dia diterima bekerja dengan Abang Joe sebagai pembantu di bengkel membaiki motorsikal dengan upah lima belas ringgit sehari, dia sudah rasa bersyukur dan gembira. Gembira kerana tidak lama lagi, dia dapat membeli jubah untuk ibu. Hari ini hari ke empat Along keluar daripada rumah. Si ibu sedikit gelisah memikirkan apa yang dilakukan Along di luar. Dia juga berasa agak rindu dengan Along. Entah mengapa hati keibuannya agak tersentuh setiap kali terpandang bilik Along. Tetapi kerinduan dan kerisauan itu terubat apabila melihat gurau senda anak-anaknya yang lain. Seperti selalu, Along bekerja keras membantu Abang Joe di bengkelnya. Sikap Abang Joe yang baik dan kelakar itu sedikit sebanyak mengubat hatinya yang luka. Abang Joe baik. Dia banyak membantu Along antaranya menumpangkan Along di rumahnya dengan percuma. "Azam, kalau aku tanya kau jangan marah k!", soal Abang Joe tiba-tiba sewaktu mereka menikmati nasi bungkus tengah hari itu. "Macam serius jer bunyinya Abang Joe?" Along kehairanan. "Sebenarnya, kau lari dari rumah kan ?" Along tersedak mendengar soalan itu. Nasi yang disuap ke dalam mulut tersembur keluar Matanya juga kemerah-merahan menahan sedakan. Melihat keadaan Along itu, Abang Joe segera menghulurkan air. "Kenapa lari dari rumah? Bergaduh dengan parents?" Tanya Abang Joe lagi cuba menduga. Soalan Abang Joe itu benar-benar membuatkan hati Along sebak. Along mendiamkan diri. Dia terus menyuap nasi ke dalam mulut dan mengunyah perlahan. Dia cuba menundukkan mukanya cuba menahan perasaan sedih. "Azam, kau ada cita-cita tak....ataupun impian ker...?" Abang Joe mengubah topik setelah melihat reaksi Along yang kurang selesa dengan soalannya tadi. " Ada " jawab Along pendek "Kau nak jadi apa besar nanti? Jurutera? Doktor? Cikgu? Pemain bola? Mekanik macam aku....atau...." Along menggeleng-gelengkan kepala. "semua tak...Cuma satu je, saya nak mati dalam pangkuan ibu saya." Jawab Along disusuli ketawanya. Abang Joe melemparkan tulang ayam ke arah Along yang tidak serius menjawab soalannya itu. " Ala , gurau ja la Abang Joe. Sebenarnya....saya nak bawa ibu saya ke Mekah dan....saya....saya nak jadi anak yang soleh!". Perlahan sahaja suaranya namun masih jelas didengari telinga Abang Joe. Abang Joe tersenyum mendengar jawapannya. Dia bersyukur di dalam hati kerana mengenali seorang anak yang begitu baik. Dia sendiri sudah bertahun-tahun membuka bengkel itu namun belum pernah ada cita-cita mahu menghantar ibu ke Mekah. Setelah tamat waktu rehat, mereka menyambung kerja masing-masing.. Tidak seperti selalu, petang itu Along kelihatan banyak berfikir. Mungkin terkesan dengan soalan Abang Joe sewaktu makan tadi. "Abang Joe, hari ni, saya nak balik rumah ...terima kasih banyak kerana jaga saya beberapa hari ni", ucap Along sewaktu selesai menutup pintu bengkel. Abang Joe yang sedang mencuci tangannya hanya mengangguk. Hatinya gembira kerana akhirnya anak muda itu mahu pulang ke pangkuan keluarga. Sebelum berlalu, Along memeluk lelaki bertubuh sasa itu. Ini menyebabkan Abang Joe terasa agak sebak "Abang Joe, jaga diri baik-baik. Barang-barang yang saya tinggal kat rumah Abang Joe tu, saya hadiahkan untuk Abang Joe." Kata Along lagi "Tapi, kau kan boleh datang bila-bila yang kau suka ke rumah aku!?", soal Abang Joe. Dia risau kalau-kalau Along menyalah anggap tentang soalannya tadi. Along hanya senyum memandangnya. "Tak apa, saya bagi kat Abang Joe. Abang Joe, terima kasih banyak ye! Saya rasa tak mampu nak balas budi baik abang. Tapi, saya doakan perniagaan abang ni semakin maju." Balasnya dengan tenang. Sekali lagi Abang Joe memeluknya bagai seorang abang memeluk adiknya yang akan pergi jauh. Berbekalkan upahnya, Along segera menuju ke butik kakak Fariz untuk membeli jubah yang diidamkannya itu. Setibanya di sana , tanpa berlengah dia terus ke tempat di mana baju itu disangkut. " Hey Azam, mana kau pergi? Hari tu mak kau ada tanya aku pasal kau. Kau lari dari rumah ke?", soal Fariz setelah menyedari kedatangan sahabatnya itu Along hanya tersengeh menampakkan giginya. "Zam, mak kau marah kau lagi ke? Kenapa kau tak bagitau hal sebenar pasal kes kau tumbuk si Malik tu?" "Tak pe lah, perkara dah berlalu....lagipun, aku tak nak ibu aku terasa hati kalau dia dengar tentang perkara ni", terang Along dengan tenang. "Kau jadi mangsa. Tengok, kalau kau tak bagitau, mak kau ingat kau yang salah", kata Fariz lagi. "Tak apa lah Riz, aku tak nak ibu aku sedih. Lagipun aku tak kisah." "Zam..kau ni....." "Aku ok, lagipun aku sayang dekat ibu aku. Aku tak nak dia sedih dan ingat kisah lama tu." Jelas Along memotong kata-kata si sahabat yang masih tidak berpuas hati itu. "Aku nak beli jubah ni Riz. Kau tolong balutkan ek, jangan lupa lekat kad ni sekali, k!", pinta Along sambil menyerahkan sekeping kad berwarna merah jambu. "No problem...tapi, mana kau dapat duit? Kau kerja ke?" , soal Fariz ingin tahu. "Aku kerja kat bengkel Abang Joe.. Jadi pembantu dia", terang Along. "Abang Joe mana ni?" "Yang buka bengkel motor kat Jalan Selasih sebelah kedai makan pakcik kantin kita tu!", jelas Along dengan panjang lebar. Fariz mengangguk . "Azam, kau nak bagi hadiah ni kat mak kau bila?" "Hari ni la..." balas Along. "Ooo hari lahir ibu kau hari ni ek?" "Bukan, minggu depan..." "Habis?. Kenapa kau tak tunggu minggu depan je?", soal Fariz lagi. "Aku rasa hari ni je yang yang sempat untuk aku bagi hadiah ni. Lagipun, aku harap lepas ni ibu aku tak marah aku lagi." Jawabnya sambil mengukir senyum. Along keluar daripada kedai. Kelihatan hujan mulai turun. Namun Along tidak sabar menunggu untuk segera menyerahkan hadiah itu untuk ibu. Sambil menunggang, Along membayangkan wajah ibu yang sedang tersenyum menerima hadiahnya itu. Motosikalnya sudah membelok ke Jalan Nuri II. Tiba di simpang hadapan lorong masuk ke rumahnya, sebuah kereta wira yang cuba mengelak daripada melanggar seekor kucing hilang kawalan dan terus merempuh Along dari depan yang tidak sempat mengelak. Akibat perlanggaran yang kuat itu, Along terpelanting ke tengah jalan dan mengalami hentakan yang kuat di kepala dan belakangnya. Topi keledar yang dipakai mengalami retakan dan tercabut daripada kepalanya, Along membuka matanya perlahan-lahan dan terus mencari hadiah untuk si ibu dan dengan sisa kudrat yang ada, dia cuba mencapai hadiah yang tercampak berhampirannya itu. Dia menggenggam kuat cebisan kain dan kad yang terburai dari kotak itu. Darah semakin membuak-buak keluar dari hidungnya. Kepalanya juga terasa sangat berat, pandangannya berpinar-pinar dan nafasnya semakin tersekat-sekat. Dalam keparahan itu, Along melihat kelibat orang-orang yang sangat dikenalinya sedang berlari ke arahnya. Serta merta tubuhnya terus dirangkul seorang wanita. Dia tahu, wanita itu adalah ibunya. Terasa bahagia sekali apabila dahinya dikucup saat itu. Along gembira. Itu kucupan daripada ibunya. Dia juga dapat mendengar suara Angah, Alang dan Atih memanggil-manggil namanya. Namun tiada suara yang keluar dari kerongkongnya saat itu. Along semakin lemah. Namun, dia kuatkan semangat dan cuba menghulurkan jubah dan kad yang masih digenggamannya itu. "Ha..hadiah....untuk.....ibu.........." ucapnya sambil berusaha mengukir senyuman. Senyuman terakhir buat ibu yang sangat dicintainya. Si ibu begitu sebak dan sedih. Si anak dipeluknya sambil dicium berkali-kali. Air matanya merembes keluar bagai tidak dapat ditahan lagi. Pandangan Along semakin kelam. Sebelum matanya tertutup rapat, terasa ada air hangat yang menitik ke wajahnya. Akhirnya, Along terkulai dalam pangkuan ibu dan dia pergi untuk selama-lamanya. Selesai upacara pengebumian, si ibu terus duduk di sisi kubur Along bersama Angah, Alang dan Atih. Dengan lemah, wanita itu mengeluarkan bungkusan yang hampir relai dari beg tangannya. Sekeping kad berwarna merah jambu bertompok darah yang kering dibukanya lalu dibaca. 'Buat ibu yang sangat dikasihi, ampunkanlah salah silap along selama ini. Andai along melukakan hati ibu, along pinta sejuta kemaafan. Terimalah maaf along bu..Along janji tak kan membuatkan ibu marah lagi. Ibu, Along sayang ibu selama-lamanya. Selamat hari lahir ibu... dan terimalah hadiah ini.....UNTUKMU IBU!' Kad itu dilipat dan dicium. Air mata yang bermanik mula berjurai membasahi pipi. Begitu juga perasaan yang dirasai Angah, Alang dan Atih. Masing-masing berasa pilu dan sedih dengan pemergian seorang abang yang selama ini disisihkan. Sedang melayani perasaan masing-masing, Fariz tiba-tiba muncul. Dia terus mendekati wanita tua itu lalu mencurahkan segala apa yang dipendamnya selama ini. "Makcik, ampunkan segala kesalahan Azam. Azam tak bersalah langsung dalam kes pergaduhan tu makcik. Sebenarnya, waktu Azam dan saya sibuk menyiapkan lukisan, Malik datang dekat kami Dia sengaja cari pasal dengan Azam dengan menumpahkan warna air dekat lukisan Azam. Lepas tu, dia ejek-ejek Azam. Dia cakap Azam anak pembunuh. Bapa Azam seorang pembunuh dan .. dia jugak cakap, ibunya seorang perempuan gila.." cerita Fariz dengan nada sebak. Si ibu terkejut mendengarnya. Terbayang di ruang matanya pada ketika dia merotan Along kerana kesalahan menumbuk Malik. "Tapi, kenapa arwah tidak ceritakan pada makcik Fariz?" Soalnya dengan sedu sedan. "Sebab.....dia tak mahu makcik sedih dan teringat kembali peristiwa dulu. Dia cakap, dia tak nak makcik jatuh sakit lagi, dia tak nak mengambil semua ketenangan yang makcik ada sekarang...walaupun dia disalahkan, dia terima. Tapi dia tak sanggup tengok makcik dimasukkan ke hospital sakit jiwa semula...." Terang Fariz lagi. Dia berasa puas kerana dapat menyatakan kebenaran bagi pihak sahabatnya itu. Si ibu terdiam mendengar penjelasan Fariz. Terasa seluruh anggota badannya menjadi Lemah. Berbagai perasaan mencengkam hatinya. Sungguh hatinya terasa sangat pilu dan terharu dengan pengorbanan si anak yang selama ini dianggap derhaka. p/s : sayangilah ibu anda sementara beliau masih ada...